Peternakan Babi di Dekat Sumber Air Warga Batam, BP Batam: Jangan Dipolitisir

Peternakan Babi di Dekat Sumber Air Warga Batam, BP Batam: Jangan Dipolitisir

Anggota Deputi 4 BP Batam, Robert M Sianipar. (foto: isk/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - BP Batam berjanji akan menyapu bersih peternakan babi ilegal di daerah resapan air kawasan Rindu Malam 1 dan 2, Dam Duriangkang, Mukakuning, Batam, Kepulauan Riau.

Hal ini ditegaskan oleh Anggota Deputi 4 BP Batam, Robert M Sianipar usai menghadiri acara Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia dan PT Adhya Tirta Batam di WTP Muka-kuning, Selasa (17/1/2017).

"Itu (ternak babi) harus segera kita bersihkan dan dituntaskan," kata Robert M Sianipar dengan tegas.

Kata dia, permasalahan ini menyangkut permaslahatan hidup orang banyak. "Kami mengimbau pada pemangku dan tokoh masyarakat jangan dipolitisir masalah ini," ujarnya meminta.

Politisir yang dimaksud Robert yakni, ia meminta dan mengimbau pemangku masyarakat, jangan karena digusur kemudian timbul politisir seolah tidak berpihak kepada masyarakat kecil yang beternak di daerah itu.

"Nanti jangan seolah-olah kami menggusur rakyat kecil yang beternak disana," kata Robert.

Robert mengatakan, hal (peternakan babi) ini sudah berlangsung lama. Dulu pernah ditertibkan, tetapi para peternak kembali lagi. "Dulu tim terpadu pernah melakukan penertiban, ini kok balik lagi, balik lagi," kata dia.

"Kami minta nanti masyarakat juga mengerti, jangan nanti setelah ditustaskan, dan kami pagar dibongkar lagi kemudian kembali lagi," ucapnya.

Ia menambahkan, penertiban akan dilakukan dalam waktu dekat, namun ia belum bisa memastikan kapan. "Kita sedang persiapkan, pokoknya dalam waktu dekat ini, setelah itu kawasan tersebut akan dipagar," kata dia.

Robert mengatakan, BP Batam berusaha menjaga kualitas air di Dam Duriangkang dan akan membersihkan peternakan babi ilegal di daerah tersebut.

"Kami sedang berusaha menjaga kualitas air Dam Duriangkang. Setelah penertiban ternak babi ilegal, kami meminta pada perusahaan di kawasan Muka-kuning, untuk limbah yang dibuangnya agar tidak mengandung bahan yang beracun," kata Robert M Sianipar.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews