Sektor Maritim Dapat Menopang Ekonomi Kepri

Sektor Maritim Dapat Menopang Ekonomi Kepri

Acara Diskusi Pembangunan Ekonomi Kepri (foto : Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Drs. Syamsul Bahrum, Asisten II Sekretaris Daerah Pemerintah Kepulauan Riau mengatakan, Kepri memiliki keunggulan bidang ekonomi maritim. Oleh sebab itu, sektor maritim harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

"Diperlukan membangun ekonomi  maritim,” kata Syamsul Bahrum, sebagai narasumber pada seminar yang dilaksanakan Regalia Institut yang mengusung Forum Discussion Group dengan tema : Pembangunan Ekonomi Kepri, Tantangan dan Proyeksi ke depan,” di Batam. 

Seminar yang dihadiri oleh para ekonom muda ini diharapkan menghasilkan pemikiran-pemikiran untuk memecahkan kendala yang dihadapi terkait pembangunan sector maritime di daerah “Segantang Lada” ini.

Syamsul Bahrum, doctor lulusan Australian ini mengemukakan, Kepri secara geografis diapit oleh dua kekuatan ekonomi ASEAN yakni Singapura dan Malaysia terutama Batam yang merupakan kekuatan pendorong utama ekonomi Kepri. 

Selain itu, Kepri merupakan 95 persen perairan yang kekayaan alam di laut tak terukur banyaknya terutama ikan, udang, kepiting, dan jenis lain. Bahkan, kata dia, ikan natuna pun ada di perairan Kepri. “Tunggu apa lagi,” katanya optimis.

Diakui hambatan paling nyata adalah soal transortasi untuk pengembangan aksebilitas (transportasi) yang menghubungkan daerah Kepri antara satu pulau ke pulau lainnya. “Hasil tangkapan banyak, tapi tak bias dijual, mubazir!” lanjut Syamsul Bahrum.

 

Nilai entrepreneur

Nara sumber lain, Ing, Iskandarsyah mengatakan, Kepri memerlukan dana besar untuk pembangunan dan menggerakkan berbagai sector ekonomi di Kepri. Selain itu harus meningktkan sumber daya manusia (SDM). 

Oleh sebab itu, pemerintah daerah Kepri serius terfokus pada pengembangan sector maritime ini, dan adanya dukungan nilai enterprenuer di tengah masyarakat, serta dukungan regulasi yang dapat meningkatkan stimulasi masyarakt di daerah Kepri. "Regulasi yang baik itu penting,” katanya dihadapan 300-an peserta seminar. 

Pihak Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Wahyu mempresentasikan alur ekonomi menyangkut pertumbuhan ekonomi di Kepri.

Firdaus Hamta, Dosen Ekonomi Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), memaparkan bahwa pembangunan sector maritime sejak Presiden Pertama RI, Soekarno hingga presiden sekarang Joko Widodo yang dikenal poros maritim, mengingat secara geografis Kepri memiliki luas laut 96 persen. 

Jadi, tepat pembangunan sector maritime dikaitkan dengan program pemerintah yakni program poros maritime nasional. Nilai filosofi bahwa masyarakat maritimlah yang harus menjadi penggerak, karena mereka hidup bersentuhan dengan sumber daya maritim. 

Untuk mengoptimalkan sector maritime tidak bisa melepaskan para nelayan yang sejak leluhur telah sejiwa dengan laut. “Bangun sector ekonomi maritime dengan cara bottom up,” ujarnya bersemangat. 

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan menggandeng unsure-unsur lain  yakni pihak swasta, akademisi, mahasiswa dan tentu saja para nelayan itu sendiri. “Nelayan jangan hanya jadi penonton,” katanya.

Firdaus Hamta menambahkan, bagaimana majunya industri di darat, tak bisa merubah kebiasaan nelayan mencari ikan untuk kelangsungan hidup mereka. “Nelayan harus diberi tempat di pesisir sebagai sumber penghasilan mereka,” ujar Hamta. 

Ditambahkan, kondisi nelayan saat ini ‘bak kakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau’.  Ini salah satu ancaman sector perikanan, karena tidak semua atau bahkan belum mampu memiliki kapal tangkap yang layak di laut dalam. Ini berimbas pada kemiskinan masyarakat pesisir dan nelayan. 

Harus diingat bahwa pembangunan tidak hanya fisik, tapi manusia itu sendiri, yang pada gilirannya mencapai hidup sejahterah.

 

RUMBADI DALLE 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews