Yudha Apriliano Berbagi Resep Eksis di Dunia Digital

Yudha Apriliano Berbagi Resep Eksis di Dunia Digital

Yudha Apriliano (Foto: Dok. pribadi)

YOUTUBE dan Instagram itu lebih dari TV, sosial media lebih dari TV, begitu juga media digital, lebih dari media cetak, yup that’s true

Tidak bisa dipungkiri perkembangan dunia digital sungguh sangat pesat. Semua orang bisa melihat, semua orang bisa menilai, semua orang bisa suka, bisa membenci bahkan semua orang bisa membuatnya  akan tetapi tidak semua orang bisa memanfaatkannya.

Flashback ke 3-4 tahun kebelakang rasanya tidak asing dengan nama sinta-jojo (keong racun), Norman Kamaru dll. Seluruh Indonesia menonton, seluruh Indonesia tahu, apakah mereka terkenal karena bermain di salah satu stasiun televisi? 

Tentu saja tidak, mereka terkenal karena Youtube, video mereka menjadi viral dan menarik perhatian dari berbagai stasiun televisi untuk menggunakan jasa mereka. 

Yudha Apriliano (tengah) bersama kru content creator (Foto: Dok. pribadi)

 

Yang terbaru tentu saja mengenai salah satu sosok wanita bernama Awkarin yang cukup menjadi viral karena video curhatannya saat putus dengan pacarnya, bahkan sekarang sudah muncul juga bayi lucu yang nggemesin bernama Tatan (@jrsugianto).  

Suatu postingan yang unik dan menarik tentu saja akan sangat cepat menjadi viral , bicara mengenai viral ada sebagian yang begitu cepat viral lalu menghilang begitu saja, lalu ada juga yang viral lalu bertahan dengan ke eksistensiannya. 

Tidak ada yang salah dengan sesuatu yang viral . Bahkan jargon “OM TELOLET OM” Menjadi sesuatu yang viral di seluruh dunia. Mungkin berupa kado akhir tahun termanis untuk negara kita tercinta, Indonesia, dengan salah satu kekuatan sosial medianya. 

Bahkan komedian dan DJ mancanegara juga terkena wabah virus OM TELOLET OM , yang secara tidak langsung juga menarik beberapa followers mereka terutama di Indonesia. Semua orang berlomba membuat video parodinya, semua orang terfokus dengan layar handphone dan komputernya. 

Mereka terhibur dengan sesuatu yang lucu, mereka terhibur kapanpun dan dimanapun mereka berada karena peran digital dari social media. Bahkan ada juga yang memanfaatkan dari sisi komersialnya dari sesuatu yang sedang viral di social media, aji mumpung? Mungkin. 

Tapi saya sendiri lebih nyaman menyebutnya dengan sesuatu yang kreatif . Karena makna kreatif itu sendiri luas , semua orang pada dasarnya punya sisi kreatif sesuai dengan porsinya, hanya saja terkadang hal itu tidak dilatih dan dibiasakan, sehingga seolah apa yang ada di pikiran mereka tidak tersampaikan.

Sesuatu yang sudah terposting di dunia digital tentu akan menjadi konsumsi publik, terlepas dari viewers bagaimana memaknainya, somepeople happy, somepeople hate it. 

So, berkreasi dan berkarya di social media terkadang membutuhkan banyak sekali pertimbangan. Mungkin youtube dan Instagram sendiri belum ada badan resmi seperti di pertelevisian Indonesia, dalam hal ini seperti hal Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). 

Semua orang bisa mengakses, semua orang bisa melihat, namun tidak semua orang cerdas dalam memaknainya, bahkan ada yang terkesan menelan mentah-mentah apa yang ada di postingan/video itu. 

meskipun begitu jangan dilupakan juga bahwa di negara kita sudah ada undang undang ITE, yang bisa menjerat siapapun yang dinilai melanggar pasal pasal terkait yang ada di dunia digital, sosial media pada khususnya.

Layaknya 2 sisi mata uang social media membawa dampak positif dan negatif, terutama di kalangan segmen anak muda, ada yang positif dengan memaknainya sebagai peluang unjuk prestasi dan bakat, bahkan tidak jarang juga ada yang memanfaatkannya sebagai senjata menjudge sesuatu atau seseorang hingga menjadi viral, kembali mengenai viral, viral karena sensasi dan viral karena prestasi itu jelas beda. 

Tidak ada yang salah dari keduanya, semuanya sah sah saja tergantung bagaimana kita menerimanya. Yang salah itu justru ketika kita hanya berdiam diri, melihat dan mengomentari dengan komentar negative tetapi kita tidak bisa memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di dunia digital.

Tidak hanya Indonesia  ataupun Asia, bahkan dunia bisa melihat dengan mudahnya karya karya yang ada di social media, terutama dari sektor komersial. Siapa saja bisa menjadi terkenal dengan mudahnya melalui social media, youtube dan instagram suatu terobosan yang cukup ampuh sebagai medianya, tapi tidak semuanya bisa mempertahankan eksistensinya, butuh kerja keras, pantang menyerah, berpikiran luas, kreatif, terbuka dan mau menerima segala bentuk kritik dari penonton.

Dua tahun yang lalu saya ingat beberapa teman saya sempat bertanya ketika saya coba berkarya dengan properti seadanya  “Lo kenapa sih mau buang buang waktu dengan ngebuat video video lucu di instagram gitu?” 

“Gak tau juga sih mungkin karena gue menyukai hal hal lucu, komedi dan kayaknya senang aja bisa bikin orang ketawa, lumayan menghibur itu kan dapat pahala.” Saat itu saya jawab demikian. Siapa yang menyangka 2 tahun kemudian karya karya itu menjadi alternatif hiburan tersendiri untuk teman-teman semua. 

Semua berawal dari keisengan dan keinginan murni untuk menghibur, bukan money oriented. Karena begitu karya anda diterima pundi pundi materi akan datang dengan sendirinya, dan anda akan menjadi influencer di dunia social media. Welcome to Digital.

 

Yudha Apriliano

Pengurus ADEI Kepri/Content Creator


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews