12 Guci Kuno Berusia 900 Tahun Diserahkan ke Disdikbud Natuna

 12 Guci Kuno Berusia 900 Tahun Diserahkan ke Disdikbud Natuna

Kapolres Natuna, AKBP Charles Sinaga menyerahkan guci kuno ke Disdikbud Natuna. (Foto: Fox/ Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Sebanyak 12 buah guci kuno temuan bawah laut diserahkan Polres Natuna ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Natuna, Jumat (16/12/2016).

Guci ini sebelumnya ditemukan di kedalaman 30 meter oleh nelayan Serasan saat menyelam mencari teripang di perairan Kukup, sekitar 1 mil arah barat Desa Batu Berian pada Juli 2016 lalu.

Nelayan itu lalu menyerahkan temuan ini ke Kades Batu Berian dan diserahkan ke kepolisian.

Kapolres Natuna, AKBP Charles Panuju Sinaga, berjanji memberi apresiasi nelayan Serasan yang punya inisiatif menyerahkan benda-benda ini.

"Kami akan memberikan apresiasi nelayan yang sudah menyerahkan temuan ini melalui kapolsek di sana. Mereka punya kesadaran akan kekayaan bawah laut negara kita," ujar Charles.

Selain itu, Ia juga mengakui selama ini memang banyak pemburu harta karun yang mengincar barang-barang dari kapal-kapal kuno yang tenggelam di perairan Natuna.

"Kita tidak menutup mata memang ada kelompok pemburu harta karun yang selama ini mengincar barang-barang berharga di perairan Natuna. Kami akan tingkatkan koordinasi dengan Lanal," kata Charles

Menurutnya proses pengambilan benda berharga seperti barang muatan kapal tenggelam (BMKT) punya aturan tersendiri di negara ini sesuai UU nomor 11 tahun 2010.

Kabid Kebudayaan Disdik Natuna, Hadisun mengidentifikasi barang-barang tersebut diperkirakan dari kapal Dinasti Sung yang dibawa kapal Tiongkok.

"Kalau ciri-cirinya guci ini dibuat dengan tangan dan perkiraan dari Dinasti Sung sekitar abad 13 atau 900 tahun lalu," terangnya.

Menurutnya, secara ekonomis benda-benda tersebut tidak begitu tinggi harganya, namun secara histori dan kebudayaan sangat berharga sekali.

"Ini secara ekonomis mungkin rendah, tapi nilai sejarahnya tinggi," akunya.

Kadisdikbud Natuna, Agus Supardi menyebutkan pihaknya akan menyimpan guci-guci tersebut dan akan ditempatkan di Museum Bahari Natuna yang sedang dibangun di area jalan masuk Masjid Agung Natuna.

"Ya nantinya akan ditempatkan di Museum Bahari. Saat ini museum sedang dibangun, kita tahun ini dapat anggaran untuk pematangan lahan dan pembuatan batu miring. Lahannya ada 2 hektare," ujarnya.

Hasil temuan ini juga akan dilaporkan ke Balai Cagar Budaya, Kemendikbud yang berada di Sumatera Barat untuk penelitian lebih lanjut.

[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews