Musim Utara di Natuna

Musim Utara di Natuna

Nelayan di perairan Natuna beberapa waktu lalu (Foto: Batamnews)

SECARA geografis wilayah Pulau Natuna merupakan wilayah yang cukup strategis, berbatasan langsung dengan laut cina selatan terlebih lagi wilayahnya digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan internasional. Selain strategis secara geografis, Natuna juga strategis akan sumber daya alamnya yang  melimpah terutama sumber daya laut di perairan Natuna. Kekayaan tersebut mejadi keberkahan tersendiri bagi masyarakat Natuna khususnya para nelayan. Kondisi topografi di Natuna juga cukup beragam.

Di bagian tengah daratan tedapat pegunungan serta bukit bukit dan dibagian pinggir pulau dikelilingi oleh pantai. Begitu banyaknya keberkahan Pulau Natuna bukan berarti tidak luput dari tantangan alam yang ada. Tantangan alam yang sangat diwaspadai untuk wilayah Pulau Natuna adalah cuaca ekstrim, terutama untuk wilayah perairan. Hal tersebut disebabkan pergerakan semu matahari yang semakin ke selatan yang mengakibatkan perubahan tekanan di asia bagian utara menjadi tinggi. Jika perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dengan khatulistiwa semakin besar, maka kecepatan aliran massa udaranya  akan menjadi semakain tinggi. 

Ibaratkan kemiringan corong air yang tingginya berada di belahan bumi bagian utara dan dasarnya berada di daerah khatulistiwa. Sehingga kecepatan angin meningkat dari biasanya dari arah utara dan timur laut sehingga menyebabkan naiknya tinggi gelombang di laut cina selatan dan akan berpengaruh juga dengan ketinggian gelombang laut di perairan natuna menjadi tinggi. Pada musim utara hujan  cenderung  terjadi akibat adanya gangguan eddy di perairan Natuna dan wilayah Kalimantan barat, adanya siklon tropis di wilayah Filipina dan laut cina selatan atau disertai adanya adveksi massa udara dari daerah lain yang menyebabkan hujan kecenderungan lebih ekstrim pada saat bulan itu.     

Berdasarkan data BMKG, saat ini Natuna sedang memasuki puncak hujan tertinggi yaitu bulan November, desember dan Januari. Di rentang musim penghujan yang terjadi di Natuna ada musim yang dikenal cukup populer oleh masyarakat Natuna terutama untuk kalangan nelayan yaitu musim utara. Musim utara di Natuna adalah puncak musim hujan dimana kondisinya beda dari bulan bulan hujan lainnya. Musim ini dinamakan musim utara karena angin datang secara kontiniu dari utara melewati wilayah Natuna. Di musim ini hujan lebat disertai angin kencang  akan sering terjadi. Curah hujan rata rata bisa mencapai atau lebih 50 mm per harinya. Kecepatan angin di daratan Natuna bisa berkisar 10km/jam-50km/jam dan untuk di lautan bisa berkisar 20km/jam-70km/jam . Dan tinggi gelombang laut di perairan Natuna bisa mencapai diatas 3-5 meter       

Pada musim tersebut diharapkan agar masyarakat Natuna lebih waspada dalam menggunakan transportasi laut. Nelayan maupun nahkoda hendaknya mematuhi segala peraturan peraturan yang disampaikan oleh syahbandar. Masyarakat pun diminta waspada dengan perkiraan adanya cuaca buruk. Tidak ada salahnya jika peringatan itu diantisipasi sejak dini ibarat pepatah “sedia payung sebelum hujan”. 

Kita harus mampu belajar dari kejadian yang terjadi di Natuna sebelumnya seperti kapal yang hilang atau terdampar di negeri tetangga. Semua pihak harus berkoordinasi dan siap siaga, terutama  pemerintah daerah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Search and Rercue Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Syahbandar, baik di pusat maupun daerah. Bagaimanapun kondisi cuacanya  entah itu hujan lebat, angin kencang, gelombang laut yang tinggi, memang sulit untuk dihindari.

Namun dengan langkah antisipasi yang kita lakukan terlebih dahulu dengan sikap ke ingin tahuan, kehati hatian dan kewaspadaan, minimal kita bisa mengurangi jumlah korban sedikit mungkin. Pemerintah juga sudah menyediakan informasi cuaca seluas luasnya dan selengkap lengkapnya melalui perantara BMKG kepada publik sehingga publik  tidak perlu khawatir lagi untuk mendapatkan informasi tentang cuaca karena informasi tersebut sudah mudah diperoleh dan mudah dipahami. Mengingat kondisi geografis kita, suka atau tidak suka, berada di daerah rawan bencana. 

Oleh sebab itu, segala informasi sekecil apa pun, termasuk soal kondisi cuaca tak bisa dianggap sepele. Hujan lebat, angin kencang, maupun gelombang tinggi memang fenomena alam yang sudah sering terjadi. Namun, semua itu akan menjadi petaka jika manusia mengabaikannya atau menganggap sepele. Oleh karena itu informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG sangatlah penting. Partisipasi masyarakat terhadap penyebaran informasi cuaca kepada masyarakat yang notabene masih memiliki keterbatasan dalam hal informasi cuaca sangatlah penting.

Dany Pangestu

Staf di Stasiun Meteorologi Klas III Ranai Natuna
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews