Ladies, Jangan Sering Cukur Rambut Kemaluan, Ini Bahayanya

Ladies, Jangan Sering Cukur Rambut Kemaluan, Ini Bahayanya

Ilustrasi. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Mencukur bulu kemaluan yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan ternyata bisa membawa risiko kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Apalagi jika terlalu sering mencukurnya. Bahayanya bisa terkena penyakit menular seksual.

Dilansir dari HealthDay News, pencukuran bulu kemaluan yang terlalu sering bisa 3 atau 4 kali lebih berkemungkinan mendapatkan infeksi menular seksual, semisal herpes, human papillomavirus (HPV), atau sifilis.

“Pencukuran sering dan mereka yang lebih sering melakukannya atau mengeriknya habis, kaitannya malah lebih tinggi lagi,” ujar Dr. Osterberg.

Dokter yang juga seorang asisten profesor urologi dan bedah di University of Texas Dell Medical School di Austin ini juga mengungkapkan, penelitian tersebut sekedar dirancang untuk menunjukkan hubungan antara faktor-faktor yang ada.

Sebab, pencukuran dan pencabutan bulu kelamin menjadi semakin populer di seluruh dunia, baik pada kaum wanita maupun pria.

Persepsi publik tentang peran bulu tubuh dalam kebersihan dan daya tarik telah berubah, kata Osterberg.

Untuk melihat apakah pencukuran mungkin punya kaitan dengan infeksi menular seksual, Osterberg dan rekan-rekannya melakukan survei terhadap 7.580 pemukim di Amerika Serikat (AS) berusia 18 hingga 65 tahun.

Mereka ditanyai tentang praktik pencukuran, perilaku seksual dan riwayat penyakit menular seksual.

Hampir 3 di antara 4 penjawab (sekitar 74 persen) mengatakan mereka sebelumnya pernah mencukur bulu kemaluan.

Lebih banyak kaum wanita (84 persen) dibandingkan dengan kaum pria (66 persen) yang mengaku setidaknya pernah sekali mencoba.

Di antara para pencukur, sebanyak 17 persen digolongkan sebagai “ekstrem” karena mencukur habis bulu kemaluan mereka lebih dari 11 kali dalam setahun.

Sekitar 23 persen digolongkan “sering” karena mencukur bulu kemaluan setiap hari atau setiap minggu. Hanya 10 persen yang tergolong dalam keduanya.

Pencukur ekstrem memiliki risiko 4 kali lipat terjangkit infeksi seksual menular.

Selain itu, pencukur yang tergolong sering terkuak memiliki peningkatan risiko hingga 3,5 kali lipat terkena IMS.

Para peneliti menduga bahwa infeksi menular lebih mudah karena sayatan-sayatan halus, gesekan, dan rekahan kulit yang disebabkan oleh pencukuran.

“Pencukuran itu sendiri menyebabkan trauma ringan pada kulit, sehingga pada hakekatnya membuat kulit lebih rentan terhadap organisme yang dipaparkan kepadanya.”

Di sisi lain, seperti diamati oleh Osterberg, itu mungkin saja dikarenakan orang yang mencukur kemaluan lebih sering melakukan hubungan seksual sehingga lebih tinggi risikonya terkena infeksi menular seksual.

“Pencukuran busa jadi merupakan penanda lebih tingginya kegiatan seksual,” imbuhnya.

Secara keseluruhan, pelaku cukur cenderung lebih muda, lebih aktif secara seksual.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews