Ketua LCKI Fisman Gea Dorong Kapolda Usut Mafia Lahan

Ketua LCKI Fisman Gea Dorong Kapolda Usut Mafia Lahan

Fisman Gea (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Kepri meminta BP Batam membuka perusahaan-perusahaan yang memiliki lahan tidur di Batam diungkap ke publik.

Menurut Ketua LCKI Kepri, Fisman Gea, ada indikasi, lahan-lahan tidur di Batam dikuasai sejumlah orang dengan mengatasnamakan orang lain.

“Kita minta BP Batam mengungkapkan semua data pemilik lahan tidur di Batam ke publik, jangan ada yang ditutup-tutupi,” ujar dia, Kamis (17/11/2016).

Ia mengatakan, selama ini terkesan di Batam sudah kehabisan lahan, padahal sejumlah lahan tersebut masih dikuasai sejumlah perusahaan atau orang per orang.

"Selama ini milik perusahaan jarang diumumkan," kata dia.

Banyak lahan tidur yang sengaja dibiarkan bertahun-tahun terbengkalai di tengah-tengah kota.

Modusnya, kata Fisman, lahan-lahan tersebut diatasnamakan orang lain. 

“Ada yang lahannya diatasnamakan sopir dan pembantu, ini kan sudah nggak benar,” ujar mantan anggota DPRD Kota Batam tersebut.

Untuk melancarkan modus tersebut, pemilik lahan itu diduga bekerja sama dengan oknum-oknum notaris yang bisa bekerja sama.

“Notaris kan seharusnya profesional tidak begitu caranya,” ujar ketua organisasi bentukan mantan Kapolri Jenderal Dai Bachtiar itu.

Peran notaris juga sangat penting, kata dia, oknum notaris membuat akta lain untuk nama orang lain.

“Nanti dibuatlah akta lain untuk sopir dan pembantu yang digunakan sebagai direktur, dan dialihkan lagi sahamnya,” ujar dia.

Fisman pun meminta BP Batam memanggil pemilik lahan langsung tersebut.

Ia juga menanggapi pernyataan Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian mengenai mafia lahan di Batam. 

“Polisi juga harus serius mengusut mafia lahan seperti yang disampaikan di media belum lama ini,” ujar dia.

Menurut Fisman, akar dari permasalah lahan di Batam ini tak lepas dari peran-peran para broker lahan tersebut.

Kata dia, BP Batam harus mengalokasi lahan kepada pihak yang tepat yang benar-benar berniat membangun Batam.

Selama ini, yang terjadi, kata Fisman, lahan-lahan dialokasi BP Batam dijual dengan sangat mahal kepada investor atau pengembang melalui broker-broker.

Ini pula yang merusak tatanan pengelolaan lahan di Batam. "Sekarang lahan murah, sedangkan properti dijual dengan sangat mahal," cetusnya.

 

[snw]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews