BATAMMNEWS.CO.ID, Natuna - Tangis Muhaina (50) tak terbendung. Ibu tiga anak ini tak kuasa menyaksikan tubuh kaku suaminya, Darwis (56) yang sudah tidak bernyawa.

Evakuasi mayat Darwis, nelayan asal Desa Pengadah ini dilakukan jajaran Kepolisian Sektor Bunguran Timur bersama Tim Basarnas, Selasa (10/10/2016) pagi. 

Darwis ditemukan tertelungkup kaku di atas perahunya yang terombang-ambing di laut yang berjarak sekitar 7 mil dari pesisir pantai Desa Tanjung.

Awalnya dua nelayan asal Desa Sepempang yang melaut kaget ketika sebuah perahu ukuran 2 Gross Tonase tiba-tiba akan menabrak perahu mereka yang sedang labuh jangkar di laut. Mereka lalu angkat jangkar dan menghindar.

"Awalnya kami kira ada yang sengaja mau nabrak perahu kami. Lalu kami teriaki 'woii'. Pas dicek nggak ada orangnya, Rupanya orangnya sudah meninggal," kata Khaidir.

Babinkamtibmas Desa Tanjung, Brigadir Harjoe mengatakan dua nelayan yang pertama kali menemukan Darwis adalah Khaidir dan rekannya Andi. Mereka merupakan nelayan Desa Sepempang.

Petugas mengevakuasi mayat Darwis (Foto: Batamnews)

Informasi ini langsung disampaikan ke aparat. Polisi pun akhirnya turun melakukan evakuasi untuk membawa jasad Darwis dan perahunya ke pelabuhan Desa Tanjung.

Sejak pagi, para warga terlihat memenuhi pelantar pelabuhan menyaksikan evakuasi. Mayat dievakuasi ke darat sekitar pukul 11.00 WIB dan dimasukkan ke kantong jenazah oleh Basarnas, untuk selanjutnya akan dilakukan visum.

Istri Darwis, Muhaina dan dua anaknya nampak tersedu-sedu menangisi kepergian Darwis yang tidak diduga ini. Ia ditemani beberapa warga Desa Pengadah. "Biasanya kerja melaut. Anak satunya sekolah di luar daerah, Kami warga pengadah. Ia kabarnya melaut sendiri," ungkap salah seorang kerabat.

Cuaca memang nampak kurang bersahabat dalam dua hari terakhir. Polisi belum memastikan penyebab kematian pria tersebut. Untuk sementara warga menduga Darwis mengalami sakit di laut.

[Fox]