Bukan Srikandi Biasa...

Bukan Srikandi Biasa...

Ketua DPD Srikandi Hanura Kepri Yusnalia Pulungan dan Sekertaris DPD Srikandi Hanura Kepri Hendrati Mirya (Foto: dok. pribadi)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Berkecimpung di dunia politik ternyata tak pernah terlintas di dalam benak Yusnalia Pulungan, Ketua DPD Srikandi Hanura Kepri. 

Namun suratan menyeretnya ke dunia penuh intrik dan konflik serta sarat kepentingan itu. 

“Awalnya tak pernah kepikiran sama sekali terjun ke dunia politik ini,” ujar Lia saat berbincang dengan batamnews.co.id di Achor Cafe, Dermaga Sukajadi, Baloi, Batam, Kamis (15/9/2016).

Wanita pengusaha ini ternyata baru terjun ke dunia politik saat diminta menjadi pengurus partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada 2014 lalu. 

Setelah itu ia pun diminta mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari DPD Partai Hanura Kepri. 

Wanita berdarah batak itu pun mengaku pada saat itu awalnya hanya ingin memenuhi kehendak partai memenuhi kuota 30 persen wanita di pemilu legislatif pada Pileg 2015 lalu.

“Awalnya cuma ingin memenuhi kuota 30 persen itu,” ujar Lia yang didampingi Hendrati Mirya Sekertaris DPD Srikandi Hanura Kepri.

Persiapan yang mepet, serta masih terlalu dini di dunia politik, membuat perjuangan Lia meraih kursi di DPRD Provinsi Kepri gagal.

“Ya gimana, kita juga baru berpolitik, jaringan nggak punya,” ujar yang sukses jadi pengusaha tersebut. Lia memaklumi tidak terpilih. Baginya pengalaman tersebut sudah cukup berharga.


Kaget 

Yusnalia Pulungan sempat kaget saat terjun ke dunia politik. Bagi dirinya, dunia politik sangat asing.

“Selama ini kita tahunya pengusaha, bekerja untuk diri sendiri dan keluarga, sekarang di politik jauh sekali berbeda,” ujar Lia.

Apalagi saat masuk ke partai Hanura, Lia dihadapkan dengan permasalah konflik internal partai.

Baik di tingkat DPD Hanura Provinsi Kepri hingga ke DPC Partai Hanura Batam. Proses pergantian pengurus berujung kisruh antara pengurus.

“Saya sebagai Ketua Srikandi dan juga pengurus partai di DPC Hanura jadi terpaksa ikut terseret dalam konflik tersebut,” ujar Lia.

Bahkan para Srikandi tersebut berada di garda terdepan menentang adanya “ketidakberesan” di partai yang didirikan Wiranto tersebut.

“Gua ributin, karena Muscab DPC Partai Hanura itu tak sesuai AD/ART parpol,” ujar Lia.

Menurut Lia, pada saat itulah ia merasakan berpolitik itu ternyata penuh konflik dan intrik. Segala cara dilakukan seseorang untuk merebut kekuasaan.

Bahkan dengan uang sekalipun. Hal itu ia rasakan juga pada saat menjadi calon legislatif untuk DPRD Provinsi Kepri.

“Kita berusaha mengedukasi pemilih, tapi rupanya semua masih berorientasi uang, lagi pula memang kita baru di politik,” ujar Lia.


Usaha dan Politik

Sebagai seorang wanita pengusaha, Yusnalia Pulungan, mengaku belakangan tertarik untuk berjuang di jalur politik.

“Banyak yang menawarkan pindah partai ke sayap partai lain, tapi ntar dulu deh,” ujar Lia kepada batamnews.co.id.

Lia mengaku masih setia terhadap Hanura. Lia menilai terjun ke dunia politik menjadi hal yang baru. 

“Kita juga semakin banyak jaringan atau kenalan,” ujar dia. Selama ini, kata Lia, saat menjadi pengusaha, dirinya hanya terkungkung dalam dunia bisnis.

“Kalau sekarang kan kita tak hanya memikirkan diri sendiri tapi juga orang lain atau kepentingan masyarakat, dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan sosial serta politik,” ujar dia.

Lia menemukan tantangan tersendiri setelah berada di kancah politik tersebut. Ia tak ingin hanya menjadi pelengkap penderita.

“Kita ingin wanita juga bisa berbicara di kancah politik,” ujarnya. Selain itu, Lia bercita-cita ingin mengabdi dan bermanfaat bagi masyarakat.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews