ISIS Doakan Trump Jadi Presiden Amerika, Lho...

ISIS Doakan Trump Jadi Presiden Amerika, Lho...

Ilustrasi ISIS. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Damaskus - Para perekrut kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mendoakan kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump agar memenangkan pemilihan umum dan menjadi presiden Negeri Paman Sam.

Menurut laporan majalah Foreign Affairs yang diperoleh dari pesan berantai dalam aplikasi Telegram, diketahui para anggota kelompok militan itu lebih suka Trump jadi presiden AS. Alasannya kalau Trump jadi presiden maka mereka akan lebih mudah merekrut orang untuk bergabung menjadi jihadis.

"Saya berdoa kepada Allah agar menyerahkan Amerika kepada Trump. Keuntungan yang diperoleh jika Trump berhasil ke Gedung Putih adalah prioritas bagi para jihadis apa pun alasannya," demikian bunyi salah satu komentar anggota ISIS dalam aplikasi pesan berantai itu.

Majalah Foreign Affairs mengatakan mereka sudah mewawancarai 12 anggota ISIS dan mengatakan kelompok militan itu lebih suka Donald Trump ketimbang Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat.

Saat ditanya mengapa mereka berharap Trump jadi presiden, anggota militan itu mengatakan ada tiga alasan. Pertama, dengan janji Trump yang akan menghabisi para jihadis dan membombardir Suriah maka itu akan membuat dunia berpikir Islam sedang berperang melawan negara Barat.

Akar keyakinan dari ISIS itu adalah hadits nabi yang mengatakan perang akhir zaman antara Islam dan Barat akan terjadi di dekat kota Dabiq, sebelah utara Suriah.

Menurut keyakinan mereka, negara Barat akan kalah dalam perang itu dan kekhalifahan Islam akan berdiri menguasai dunia.

Alasan kedua, para perekrut ISIS memandang, pendapat Trump yang ingin memaksa seluruh muslim agar datanya terdaftar dan mengawasi seluruh masjid akan membuat perekrutan menjadi lebih mudah dan lebih gampang meradikalisasi calon korban.

Ketiga, mereka meyakini Trump adalah tipe pemimpin irasional dan meledak-ledak yang akan membuat dia lebih mudah diprovokasi dan dengan demikian akan melemahkan AS.

Masih menurut mereka, meski mendukung Perang Irak pada 2003, Hillary Clinton adalah orang yang lebih sulit untuk dimanfaatkan dalam menyebarkan propaganda.

Ini memang bukan kali pertama para militan memanfaatkan Trump, pada Januari lalu kelompok Asy-Syabaab di Somalia memakai pria 70 tahun itu dalam cuplikan video propaganda mereka.

(ind/bbs)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews