Harga Telur dan Gula Pasir di Natuna Meroket, Ini Penyebabnya

Harga Telur dan Gula Pasir di Natuna Meroket, Ini Penyebabnya

Ilustrasi telur. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Harga barang pokok di Kota Ranai mulai bergerak naik. Komoditas yang mengalami kenaikan cukup mencolok adalah telur ayam dan gula pasir.

Para pedagang mulai menaikkan harga gula pasir dari Rp 16.000/kg menjadi Rp 18.000/kg, padahal beberapa bulan yang lalu harga gula pasir baru saja mengalami kenaikan. Sedangkan untuk persedian telur ayam masih terbatas di setiap toko atau warung.

"Harga gula pasir cepat sekali mengalami kenaikan. Untuk satu karung yang berat 50 kg para distributor menjual dengan harga Rp 748.000, jadi kita sebagai penjual enceran terpaksa menjual per kilogram Rp 18.000," kata Ema pemilik warung di Jalan Pramuka, Ranai Kecamatan Bunguran Timur, Kamis (25/8/2016).

Dia mengatakan, memang sampai hari ini stok telur ayam di setiap toko terbatas. "Untuk telur ayam sekarang ini masih terbatas sejak Selasa kemarin," pungkasnya.

"Mudah-mudahan menjelang lebaran Idul Adha, stok telur ayam di setiap toko sudah banyak yang jual,"ucapnya.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Natuna, Wan Andriko mengatakan, para distributor yang ada di Natuna selalu mendatangkan barang-barang kebutuhan pokok dari luar daerah.

"Natuna bukan daerah produksi, sehingga pedagang mendatangkan barang-barang dari luar daerah, seperti Jakarta, Pontianak dan Tanjungpinang.

Menurut Andriko, kurangnya ketersediaan barang dikarenakan keterbatasan kapal-kapal pengangkut barang.

"Sekarang ini pedangang hanya mengandalkan kapal KM Bukit Raya dan KM Tol Laut," ungkapnya.

KM Tol Laut yang merupakan program Presiden RI, Minggu akan datang ke Natuna, dikatakan Andriko kapal tersebut tidak membawa telur.

"Minggu nanti kapal KM Tol Laut akan sampai ke Natuna, Insyaallah ketersedian gula pasir akan banyak datang, tapi telur kemungkinan tidak akan datang. Karena beberapa bulan belakangan kapal tersebut sudah membawa telur,"katanya.

"Walaupun kapal tersebut tidak membawa telur, masih ada kapal yang lain, seperti kapal milik pengusaha yang ada di Natuna,"ucapnya.

Ketersedian barang di Ranai selalu mengalami keterbatasan, dijelaskan Andriko karena ada beberapa kendala, salah satunya bongkar-muat barang dari kapal.

Menurutnya, sampai kapal di pelabuhan belum dapat dibongkar karena pelabuhan yang di Natuna ini bisa dikatakan sempit, sehingga menyebabkan antrian beberapa hari.

Tidak hanya gula pasir, komoditas lainnya juga mengalami kenaikan. Salah satunya cabe rawit yang dijual dengan harga Rp70.000/kg dari biasanya hanya Rp.45.000/kg.

(mam)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews