Cerita Peneliti Perancis Lakukan Riset di Natuna, Ternyata Ini yang Diamati

Cerita Peneliti Perancis Lakukan Riset di Natuna, Ternyata Ini yang Diamati

Peneliti Perancis, DR. Eric Frècon (tengah) bersilaturahmi dengan Ketua HNSI Natuna, Zainudin Hamzah dan para pengurus HNSI. (foto: fox/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Peneliti Internasional dari Perancis, DR Eric Frècon mengaku tertarik melakukan riset di Natuna. Dalam risetnya, ia ingin mengetahui pengaruh langkah politis Presiden Jokowi dalam merespon isu kekinian yang terjadi.

Tenaga ahli di Asosiasi Peneliti Perancis untuk Lembaga Asia Centre ini mengatakan, banyak perubahan yang terjadi di Natuna sejak ia terakhir ke sini 13 tahun silam.

Dalam perkiraannya, akan ada perubahan signifikan yang bakal terjadi setelah ini. Diamatinya, ada tanda perubahan yang akan mulai dirasakan setelah kunjungan Jokowi ke Natuna beberapa waktu lalu.

"Ini merupakan kunjungan saya yang ketiga kalinya. Sebelumnya saya berkunjung pada 2002 dan 2003 ke Natuna. Situasinya masih berbeda dengan sekarang. Sudah banyak pembangunan," kata dia.

Eric mengakui, fokus penelitiannya di area Singapura dan Indonesia (Kepulauan Riau khususnya). Beberapa waktu lalu ia melakukan penelitian terkait perompakan (aksi bajak laut) yang kerap terjadi di Selat Malaka.

Namun saat ini, Ia meneliti dampak kebijakan pemerintah Indonesia di Natuna setelah kedatangan Jokowi.

"Kami ingin melihat perubahan apa yang sedang terjadi setelah Presiden Jokowi berkunjung ke sini. Saya mau memperbarui data saya yang dulu," tukas pria 40 tahun itu.

Aksi intervensi di Laut Natuna oleh Coastguard China membackup Ilegal Fishing nelayan mereka belum lama ini justru menjadi berkah tersendiri bagi Natuna. Pemerintah Indonesia terbangun. RI menjadi lebih konsen dengan pembangunan di Natuna. Hal tersebut yang menjadi perhatian Eric.

Ia menyempatkan diri berkunjung dan bertemu langsung dengan Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, Bappeda, Dinas Pariwisata, Bakamla hingga Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Natuna.

"Ya mungkin kita bisa bertukar informasi, saya ingin memberikan informasi yang baik untuk negara saya tentang Natuna," kata Eric.

Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti berharap kedatangan Eric ke Natuna bisa bermanfaat tak hanya untuk penelitiannya, namun juga promosi terkait Natuna ke Perancis.

"Kalau bisa kita bikin Link dengan investor di Perancis. Kami saat ini tengah membangun, dan kami berharap bisa bekerjasama dengan Perancis di sini," kata Ngesti.

Di tempat berbeda, Eric juga mendapat sambutan oleh Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Natuna. Mereka berbagi cerita terkait problematika seputar kelautan dan perikanan yang dihadapi oleh nelayan Natuna.

Pria 40 tahun ini ternyata lumayan fasih bahasa Indonesia. Namun tidak heran, selain sudah mengikuti kursus Bahasa Indonesia di salah satu Universitas di Perancis, Eric memiliki seorang istri yang berkewarganegaraan Singapura keturunan jawa. Kedatangannya ke Ranai menjadi momen spesial, Kamis (11/8/2016). Ia pun hanya melakukan kunjungan dua hari dan berangkat Sabtu (13/8/2016).

DR Eric memilih menginap di salah satu penginapan melati sederhana semi permanen yang ada di pinggir jembatan di Jl. Soekarno-Hatta dengan pemandangan muara dan hutan bakau. Sesekali terlihat biawak dari kejauhan dan ikan lele besar yang bisa dilihat dari atas penginapannya.

"Beberapa tahun lalu saya menginap di lokasi ini. Jadi saya ingin bernostalgia dengan memori itu. Paling kendalanya nyamuk saja," kata DR. Eric yang sudah mengantisipasinya dengan memberli lotion anti nyamuk di Swalayan terdekat

Eric mengatakan, masalah illegal fishing dan pelanggaran Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) juga menjadi masalah yang dihadapi di negaranya. Perancis merupakan negara kedua di dunia setelah Amerika yang memiliki wilayah ZEE terluas. Pasalnya negara ini punya banyak wilayah koloni dulunya yang terdiri dari pulau-pulau di pasifik dan belahan dunia lainnya. Dengan jarak yang jauh di luar eropa, tidak semua bisa terpantau dari Paris

"Masalah kita sama, kalau iilegal fishing di wilayah pulau-pulau milik Perancis dilakukan seperti nelayan Spanyol, nelayan Filipina, nelayan Jepang dan lainnya," ujar Eric yang punya kerja sampingan sebagai dosen dan asisten pofesor di kampus Akademi Angkatan Laut (Ecole Navole) di Perancis ini.

[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews