Kudeta di Turki

[UPDATE] Korban Tewas Kudeta Turki Jadi 90 Orang, 1.500 Tentara Ditangkap

[UPDATE] Korban Tewas Kudeta Turki Jadi 90 Orang, 1.500 Tentara Ditangkap

Rakyat Turki menghadang tank dengan badan saat upaya kudeta militer yang terjadi. (foto: ist/reuters)

BATAMNEWS.CO.ID, Ankara - Korban jiwa dalam kudeta militer di Turki terus bertambah. Menurut data terbaru, jumlah korban tewas kini mencapai 90 orang. Korban sebagian besar rakyat sipil yang menentang kudeta.

Angka tersebut disampaikan media pemerintah Turki, Anadolu Agency seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (16/7/2016).

Jumlah korban jiwa akibat percobaan kudeta militer di Turki, kembali bertambah. Ribuan orang lainnya terluka dalam kekerasan yang terjadi saat upaya kudeta dimulai pada Jumat, 15 Juli malam waktu setempat.

Menurut kantor berita pemerintah Turki, Anadolu Agency seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/7/2016), sejauh ini, 90 orang tewas dalam percobaan kudeta yang berlangsung beberapa jam itu. Sedangkan 1.154 orang mengalami luka-luka dalam peristiwa itu.

Sementara itu dilaporkan, hampir 200 tentara di pangkalan militer Turki telah menyerah kepada pasukan militer Turki. Pasukan khusus Turki saat ini tengah mengamankan kawasan pangkalan militer tersebut.

Dalam kudeta yang berlangsung singkat tersebut, para tentara pembangkang sempat menguasai jembatan-jembatan dan menduduki sejumlah kantor media.

Sementara jumlah tentara pembangkang yang ditangkap terkait percobaan kudeta di Turki, terus bertambah. Sejauh ini lebih dari 1.500 personel militer telah ditangkap di berbagai wilayah Turki.

Dalam upaya kudeta tersebut, para tentara itu telah mencoba menggunakan tank-tank militer dan helikopter-helikopter pernyerang untuk menggulingkan pemerintah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding ulama ternama Fethullah Gulen yang bermukim di Pennsylvania, AS sebagai dalang kudeta militer yang gagal ini. Namun tuduhan ini dibantah keras Gulen yang merupakan musuh Erdogan.

Ulama berumur 75 tahun itu, dulunya merupakan sekutu erat Erdogan. Namun keduanya berseteru dalam beberapa tahun terakhir seiring Erdogan mencurigai gerakan Hizmet yang dipimpin Gulen. Keberadaan gerakan tersebut belakangan ini menonjol di masyarakat Turki, termasuk media, kepolisian dan pengadilan.

Gulen pindah ke AS pada tahun 1999, sebelum dia dikenai dakwaan pengkhianatan di Turki.

Menutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kementerian Dalam Negeri Turki menyebut ada 5 jenderal dan 29 kolonel juga ditahan karena diduga terlibat dalam upaya kudeta.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews