Singapura Siaga Satu Pasca-Bom Istanbul

Singapura Siaga Satu Pasca-Bom Istanbul

Petugas mengevakuasi korban di Bandara Istanbul, Turki. (foto: ist/reuters)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Singapura turut bersiaga satu soal keamanan, pasca-tragedi bom dan penembakan di Bandara Atatürk, Istanbul, Turki yang menewaskan 41 orang dan ratusan lainnya terluka pada Selasa (28//6/2016) malam waktu setempat atau Rabu pagi WIB.

Tak ingin petaka serupa terjadi di Negeri Singa, pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura menyiagakan aparatnya, demi memperketat keamanan di pos-pos perbatasan darat, laut dan tentunya udara di Bandara Internasional Changi. Beberapa pihak menduga, bom itu dilakukan oleh kelompok ISIS.

“Kami akan menyesuaikan langkah-langkah keamanan, terkait potensi ancaman (tindakan terorisme),” bunyi pernyataan Kemendagri Singapura, dilansir Xinhua, Kamis (30/6/2016).

Turki-Israel Berdamai

Bom di Bandara Istanbil terjadi hanya dua hari setelah Turki dan Israel sepakat mengakhiri pertikaian.

Pemerintah Turki pada Senin (27/6/2016) mengatakan bahwa blokade terhadap wilayah Jalur Gaza, Palestina, sebagian besar mulai dicabut oleh Israel.

Pencabutan blokade itu menjadi bagian dari kesepakatan rekonsiliasi Turki dan Israel. ”Blokade terhadap Gaza sebagian besar dicabut,” kata Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, seperti dikutip Russia Today.

Selain mencabut blokade terhadap wilayah Gaza, Israel juga sepakat untuk membayar lebih dari USD21 juta atau lebih dari Rp 280 miliar kepada keluarga para aktivis perdamaian Turki penumpang kapal MV Mavi Marmara. Selain itu, tuntutan lain yang dipenuhi adalah pemimpin Israel meminta maaf atas tragedi itu.

Para aktivis itu tewas diserang pasukan Israel saat menerobos blokade Israel guna memasuki Jalur Gaza, Palestina pada Mei 2010 silam. Kerangka kesepakatan rekonsiliasi ditandatangani Israel dengan Turki pada hari Minggu.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan sejumlah tokoh lainnya mengedapankan manfaat ekonomi yang didapat dari rekonsiliasi. Apalagi Israel kini sedang didera masalah ekonomi dalam negeri akibat sejumlah boikot dan kasus korupsi.

Pejabat Israel membicarakan tentang pembangunan saluran pipa ke Turki untuk mengekspor gas dan kebutuhan untuk mendapatkan sekutu di Timur Tengah yang bergolak.

Terkait Gaza, berdasarkan kesepakatan itu, Turki diberikan kebebasan memberikan bantuan kemanusiaan dan produk non-militer lainnya ke Gaza dan melaksanakan proyek-proyek infrastruktur, seperti pembangunan tempat tinggal dan rumah sakit. Langkah-langkah untuk mengatasi krisis air dan listrik juga akan dilakukan.

Hubungan antara Turki dan Israel jatuh ke titik nadir setelah pasukan komando Israel melakukan serangan fajar terhadap 6 armada kapal bantuan untuk Gaza pada Mei 2010. Sembilan aktivis di atas kapal Turki, Mavi Marmara, tewas dimana kemudian jumlah itu menjadi 10 setelah seorang lainnya meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews