Simplicity, Makna Tersembunyi di Balik Kunjungan Singkat Jokowi ke Natuna

Simplicity, Makna Tersembunyi di Balik Kunjungan Singkat Jokowi ke Natuna

Presiden Jokowi saat berada di KRI Imam Bonjol saat berkunjung ke Natuna. (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna -  Banyak yang bertanya-bertanya apa manfaat kunjungan singkat Jokowi ke Natuna pada Kamis (23/6/2016). Presiden datang pukul 10.00 WIB dan kembali ke Jakarta pukul 15.00 WIB.

Lima jam tersebut dihabiskan presiden mulai dari penyambutan di bandara,  mendengar paparan singkat dari pejabat-pejabat pusat, dari menteri hingga Panglima TNI di atas kapal KRI, pembagian sembako, dan terakhir salat di Mesjid Agung Natuna.

Di tengah isu klaim wilayah oleh negara tetangga, tajuk kedatangan Jokowi adalah rapat terbatas percepatan pembangunan Natuna. Hal ini tentunya membuat legislator daerah di Natuna penasaran, selain tidak diundang mereka juga ingin tahu apa arti kunjungan Jokowi sebenarnya. Apakah cuma simbolis atau juga pengalihan isu?

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Natuna, Harken Dambardi mengakui jika DPRD 'terpaksa' akan meminta bupati memaparkan hasil dari pembicaraan dengan Jokowi, kendati dalam rapat terbatas di atas kapal perang yang ruangannya berkapasitas terbatas itu hanya diikuti Gubernur Kepri, sedangkan Bupati Natuna malah di luar karena keterbatasan tempat.

Langkah Jokowi menggelar rapat terbatas itu pun juga menjadi pertanyaan. Kenapa harus di ruangan terbatas di atas kapal perang, sementara di Ranai, Kabupaten Natuna punya bangunan yang punya ruangan representatif untuk menggelar rapat bagi presiden.

"Kami sayangkan juga. Kenapa DPRD Natuna yang notabene wakil rakyat nggak dilibatkan ya dalam rapat itu. Jangankan dilibatkan, diundang saja tidak. Setidaknya kini kami akan minta bupati secara formal menyampaikan di gedung dewan hasil kunjungan presiden yang sebentar itu nanti," kata Harken, Jumat (24/6/2016).

Topik kedatangan presiden pun juga belum mengerucut kepada sesuatu yang lebih esensial. Bahasan saat itu tentang percepatan ekonomi Natuna, dan aspek Hankam. "Strategi apa yang akan dilakukan presiden untuk percepatan itu, kita dengar dulu dari bupati nanti dalam sidang resmi di DPRD Natuna yang segera kita agendakan," terang Harken.

Dari paparan Menlu Retno Marsudi yang mewakili Jokowi berbicara ke media, presiden ingin mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan serta hasil Migas. Sesuatu hal yang sebenarnya semua orang juga tahu.

"Presiden mendengarkan paparan panglima TNI terkait keamanan di Natuna, dan juga beliau ingin percepatan ekonomi Natuna di kelautan perikanan dan migas,"kata Retno.

Sedatar itu kah hasil rapat jauh-jauh yang dilakukan presiden di Natuna? Hal itu sebenarnya bisa saja dilakukan presiden di Jakarta tanpa harus berkunjung ke daerah ujung utara Indonesia ini.

Namun ada hal lain, kedatangan presiden cukup memberikan semangat dan gairah bagi rakyat di Natuna saat dikunjungi pemimpin mereka.

Hal itu terlihat dari antusias warga menanti kedatangan Jokowi ketika turun bersentuhan langsung dengan rakyat saat sesi pembagian sembako dan salat di Mesjid Agung Natuna

"Kami senang presiden ke sini. Kami bangga dengan  Indonesia. Setidaknya beliau jauh-jauh datang ke sini melihat Natuna, walau sebentar," ujar Ramayulis, warga Pering yang menyempatkan diri untuk datang melihat Jokowi dari dekat.

Masyarakat seakan tidak peduli tema-tema dan topik kedatangan Jokowi. Mereka larut dengan kedatangan sosok presiden yang jarang-jarang mampir di Natuna.

Warga menyempatkan diri berfoto dengan Jokowi. Tak sedikit yang meminta bersalaman sambil mencium tangan presiden. Nampak sekali kegembiraan rakyat pulau ini didatangi presiden mereka yang 'low profile' itu.

Dari materi teknis kedatangan Jokowi, soal isu Laut Cina Selatan, perekonomian dan hal rumit itu nampaknya tidak terlalu menarik.

Menariknya adalah, presiden menemui rakyatnya. Pendekatan yang simpel, namun punya makna strategis yang sangat besar bagi integritas bangsa.

MUHAMMAD IKHSAN


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews