Reklamasi di Batam untuk Siapa? (3)

Ini Alasan Pengembang Besar Ramai-ramai Serbu Batam untuk Reklamasi

Ini Alasan Pengembang Besar Ramai-ramai Serbu Batam untuk Reklamasi

Lokasi salah satu proyek properti besar di Batam yang digarap Agung Podomoro. (foto: istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Bukan tanpa alasan jika pengembang besar seperti Ciputra Group, Podomoro dan Sinarmas Land mengepakkan sayap bisnisnya di Batam, Kepulauan Riau. Batam dianggap sebagai the best area untuk pengembangan properti. Proyek-proyek yang diincar pun tak jauh dari pantai alias melakukan reklamasi.

Setidaknya ada beberapa alasan pegembang besar itu ekspansi ke Batam. Dalam pandangan Chief Executive Officer (CEO) Ciputra Group Candra Ciputra seperti dilansir kompasproperti, ada lima alasan yang mendasari perusahaannya atau calon investor wajib melirik kota ini.

"Pertama, lokasi Batam sangat strategis. Dekat dengan Singapura, hanya 40 menit perjalanan," ujar Candra dalam sebuah kesempatan.
 
Alasan kedua, lanjut Candra, kondisi infrastrukturnya sudah sangat memadai. Hal ini memungkinkan Batam dikembangkan sebagai pusat bisnis dan industri sejajar dengan Johor, di Malaysia.

Alasan ketiga, harga lahan dan properti masih lebih rendah dibanding di Singapura dan Malaysia. Ada potensi pertumbuhan harga tinggi. Sementara harga lahan dan properti di kedua negara tersebut sudah sangat tinggi.

Berikutnya adalah potensi pasar. Di Batam, kata Candra, kelas menengah atas dan high end ceruknya cukup tebal.
 
Itulah mengapa Ciputra Group berani membangun CitraLand Megah seluas 15 hektar. Proyek ini merupakan kelas premium dengan harga termurah Rp 3 miliar untuk tipe 245/160.

Alasan kelima adalah industrinya terus tumbuh. Menurut Candra, banyak pengusaha dari Singapura dan Malaysia yang membuka pabrik di Batam.

"Karena harga lahan kawasan industri di negaranya sudah sangat mahal. Demikian halnya dengan upah buruh. Local worker Batam jauh lebih kompetitif. Karena itu saya berani katakan Batam is the best area," cetus Candra.

Sebagai pembanding, CitraLand Megah, terdapat proyek besar lainnya yang tengah dipasarkan pengembang papan atas Nasional.

Proyek tersebut adalah Orchard Park yang dibesut PT Agung Podomoro Land Tbk. Pengembangan seluas 42 hektar ini mencakup hunian lima klaster dengan patokan harga termurah Rp 1,5 miliar per unit.

Orchard Park Batam merupakan kawasan terpadu terdiri dari 1.100 unit hunian atau rumah tapak. Selain itu, proyek tersebut juga terdiri dari 70 unit area komersial seperti ruko, dan 100 unit apartemen yang akan berada persis di sebelah Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre.

Ada juga Sinarmas Land yang menggarap pasar kawasan ini melalui pengembangan Nuvasa Bay. Proyek jumbo seluas 228 hektar ini berada di kawasan pantai Nongsa.

Di Nuvasa Bay akan dibangun residensial tapak sebanyak 1.100 unit dan 4.000 kondominium. Terintegrasi dengan fasilitas resor, retail, fasilitas permainan dan petualangan luar ruang, hotel, lapangan golf 18 holes, dan janapada.

Harga yang dibanderol untuk residensial di atas Rp 1,5 miliar hingga Rp 20 miliar.

Menurut riset rumah123.com, harga rumah termahal di Batam saat ini telah menyentuh angka Rp 3,5 miliar.

Jauh mengungguli harga rumah termahal di lima kota lainnya yakni Makassar, Manado, Palembang, Pekanbaru, dan Medan.

Harga rumah tertinggi di Makassar mencapai angka Rp 3,3 miliar. Disusul berturut-turut oleh Pekanbaru dengan Rp 1,4 miliar, Medan Rp 1,255 miliar, Manado Rp 1,250 miliar, dan Palembang Rp 945 juta.

Selain itu, kenaikan harga rumah di Batam tercatat paling tinggi se-Indonesia secara tahunan atau year on year (YoY) sepanjang kuartal IV-2014 hingga kuartal IV-2015.

Menurut Survei Bank Indonesia (BI) atas Harga Properti Residensial yang dilansir pada Kamis (11/2/2016), pertumbuhan harga rumah di Batam sebesar 17,77 persen.

Menyusul di tempat kedua tertinggi adalah Makassar. Ibu Kota Sulawesi Selatan ini menunjukkan kurva harga rumah meningkat sebesar 13,12 persen.
 
(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews