Heboh Perburuan Kapal Flor De La Mar

Kapal Bermuatan Emas Karam di Perairan Batam-Bintan?

Kapal Bermuatan Emas Karam di Perairan Batam-Bintan?

Replika kapal Flor de la mar yang dibuat di Malaysia, jadi objek wisata. (foto: panoramio.com)

Batam - Para pemburu harta karun saat ini sedang hangat membicarakan soal Kapal Flor De La Mar. Kapal eksplorasi dan logistik Portugis itu dikenal karena mengangkut emas dan batu berharga yang dipersembahkan untuk Raja Portugis. Namun nahas, selepas angkat jangkar dari Selat Malaka, dan memasuki perairan Indonesia kapal itu karam.
"Flor De La Mar itu artinya flower of the sea," jelas Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional, Shinatria Adhityatama, Kamis (8/1/2015) seperti dikutip dari vivaforum.
Kapal itu dibuat pada 1502. Kabarnya penjelajah Afonso de Albuquerque yang memimpin kapal terbesar dan terkuat di abad pertengahan. Ada yang lain menyebut kapal itu dipimpin sepupu Vasco da Gama.
Kapal yang sempat berlayar selama 9 tahun di Lautan India ini dilaporkan karam pada November 1511 bersama harta rampasan dari Melaka.
Sejarah kapal megah itu mengarungi lautan menuju Goa India, kemudian Selat Malaka dan merambah dunia baru. Kapal bersejarah itu langsung berada di bawah perintah Raja Inggris. Tak heran kalau kemudian kapal ini mengangkut banyak barang berharga yang diperuntukkan untuk sang raja.
"Kapal itu tenggelam sekitar tahun 1511. Menurut data sejarah, kapal ini mengangkut banyak emas dan benda berharga. Kalau memang ketemu bakal jadi penemuan terbesar baik dari faktor nilai sejarah maupun ekonomi," jelas Shinat.
Menurutnya memang semua informasi tentang Sejarah kapal itu perlu diverifikasi. Ekskavasi Arkeologi perlu dilakukan untuk mengungkap kisah sejarah kapal mahsyur tersebut. Selama ini belum diketahui lokasi persis kapal itu apakah di Laut Jawa, perairan Sumatera, atau di sekitar Selat Malaka.
Kapal Portugis Flor De La Mar kabarnya jadi incaran banyak sekali para pemburu harta karun. Kapal itu konon mengangkut banyak emas yang tak ternilai.
Selain itu, kapal itu dikatakan menampung 200 tong dipenuhi batu permata juga berlian berbagai macam ukuran. Untuk mengangkat kapal tersebut, diperkirakan mengeluarkan dana hingga puluhan juta dolar.
"Ini jadi buruan atau jadi mimpi nomor satu para pemburu harta karun di dunia," jelas Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad, Kamis (8/1/2015).
"Dahulu di abad pertengahan dunia kan dibagi dua, Spanyol dan Portugis. Jadi kapal ini berlayar ke Timur, rutenya lewat Selat Malaka. Kapal ini kemudian karam, tapi titik pastinya kami tidak tahu," jelas dia.
Seorang penyelam asal Amerika Serikat kemudian menemui Sudirman. Dia bertutur soal para pemburu yang hendak mengekskavasi kapal bersejarah itu. Tapi tentunya, semua izin ada di tangan Kementerian Kelautan. Tak boleh ada yang melakukan pengangkatan tanpa izin.
Saking melegendanya kapal ini, bahkan di Malaysia dibuat replikanya. Sudirman juga menyampaikan, National Geographic dan produser film Titanic berniat membuat film soal kapal ini dan mengajukan proposal ke Pemerintah RI.
"Ini kapal icon di masanya. Studi literatur para pemburu harta karun itu, estimasi berlayar kapal, tanggal pelayaran, dan cuaca, kapal itu karam di kawasan perairan Indonesia. Tapi kami tegasnya, tidak ada izin yang diberikan untuk pengangkatan," kata dia.
Selama berabad-abad perairan Indonesia merupakan rute perdagangan utama yang menghubungkan Asia, Eropa serta Timur Tengah.
Direktur Pesisir dan Lautan KKP Eko Rudianto mengatakan, ada sekitar 480 titik di laut Indonesia yang jadi tempat kapal tenggelam, Kamis (8/1/2015) saat ditemui wartawan di Gedung Mina Bahari III, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu (7/01/2015).
Dari ratusan titik kapal tenggelam, lokasi paling banyak ada di Selat Malaka. ”Paling banyak di Selat Malaka seperti Bangka, Batam dan Bintan karena jalur perdagangan dunia,” imbuhnya.
Dari 2011 hingga Desember 2014, KKP menghentikan penerbitan izin kegiatan pengangkatan kapal tenggelam berusia di atas 50 tahun dari dasar laut. Terhitung sejak 2000 hingga 2011, hanya 73 izin survei diterbitkan dan 13 izin pengangkatan kapal. Namun, tercatat hanya sepuluh kapal yang berhasil diangkat. Kapal-kapal yang berhasil diangkat berasal dari jaman Dinasti Chin hingga Dinasti Ming, Tiongkok.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews