Pakar: Robot Akan Rebut Tugas Manusia di Dunia Kerja

Pakar: Robot Akan Rebut Tugas Manusia di Dunia Kerja

Ilustrasi robot yang gantikan tugas manusia. (Foto: jakartagreater.com)

BATAMNEWS.CO.ID - Pekerjaan manusia kedepan akan diambil alih robot. Robot dinilai lebih efektif dan minim kesalahan. 

Isu tersebut akan menjadi topik hangat bagi orang-orang terkaya, tercerdas dan terkuat dalam pertemuannya pekan ini untuk membahas isu-isu global.

Pada Konferensi Global Milken Institute di Beverly Hills, California, setidaknya empat panel sejauh ini berfokus pada teknologi yang mengambil alih pasar untuk pertambangan--dan yang paling penting, mengambil alih pekerjaan.

"Sebagian besar manfaat yang kita lihat dari automatisasi (robot, red.) adalah kualitas tinggi dan lebih sedikit kesalahan, tetapi dalam banyak kasus itu mengurangi tenaga kerja," ujar Michael Chui, mitra di McKinsey Global Institute di panel bertajuk Apakah Setiap Pekerjaan Benar-benar Aman, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2016).

Konferensi tahunan yang berlangsung empat hari ini dihadiri 3.500 peserta undangan terpilih yang membahas "Masa Depan Umat Manusia". Beberapa dari sekitar 700 pembicara mengatakan, teknologi tidak hanya telah menyingkirkan pekerjaan dengan upah rendah atau pekerjaan dengan keterampilan rendah. 

Mereka mengatakan, robot mengoperasikan truk di beberapa tambang Australia; perangkat lunak litigasi perusahaan mengganti karyawan bergelar tinggi yang digunakan untuk menyaring ribuan dokumen sebelum percobaan; dan di Wall Street, ada automatisasi pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh bankir bergelar MBA atau PhD.

Daniel melanjutkan, Goldman Sachs akan mengalami ini dalam 10 tahun, juga JPMorgan. Mereka hanya akan menjadi jauh lebih efisien dalam hal operating leverage dan jumlah pegawai.

Bank-bank besar telah memangkas puluhan ribu pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir lantaran bisnis seperti perdagangan obligasi telah menjadi kurang menguntungkan. Di bawah tekanan besar investor untuk meningkatkan keuntungan, tetapi tidak mampu meningkatkan pendapatan banyak, bank telah makin beralih ke teknologi untuk mengurangi biaya.

Sebuah laporan Citigroup Inc pada bulan Maret menunjukkan adanya jalan lebih terjal dalam perjalanan untuk staf industri keuangan. Analis Citigroup Inc memperkirakan penurunan 30 persen dalam pekerjaan perbankan di seluruh Amerika Serikat dan Eropa pada dekade berikutnya.

Para panelis juga menekankan dampak teknologi pada pekerjaan jauh melampaui Wall Street.

Martin Ford, seorang penulis dan pengusaha, berpendapat bahwa di saat apa yang disebut gig econmy telah menciptakan pekerjaan sementara untuk kontraktor independen, langkah berikutnya adalah menyingkirkan mereka. Layanan Uber, misalnya, berinvestasi besar-besaran dalam membangun mobil tidak memerlukan supir.

David Siegel, co-chairman Two Sigma, menyalahkan teknologi atas masalah pendapatan yang telah menyebabkan gejolak politik di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir. "Salah satu penyebab besar untuk stagnasi upah kelas menengah pada dasarnya karena program komputer yang cerdas," kata Siegel selama panel tentang kecerdasan buatan.

sumber: liputan6.com

 

[snw]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews