BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kematian mahasiswi UGM asal Batam Kepulauan Riau, Feby Kurnia, menyedot perhatian hingga ke tingkat nasional. Namun meski demikian, kedatangan jenazah Feby di rumah duka di Kompleks Nusa Jaya, Sei Panas, Batam Kota, tampak tak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

Tidak tampak pejabat-pejabat tinggi di kota Batam yang datang saat jenazah Feby tiba sekitar pukul 10.00 WIB.

“Pak Wali Kota belum tampak  datang, cuma perwakilan saja,” ujar seorang pelayat di rumah duka, Rabu (4/5/2016).

Namun puluhan guru berpakaian dinas tampak hadir dalam momen mengharukan tersebut. Mereka tampak menangis begitu melihat peti mati mayat Feby datang.

Sebelum menjadi mahasiswi, ia memiliki segudang prestasi saat sekolah di SMKN 1 Batam. Bahkan ia pernah mengikuti Olimpiade Sains. 

"Berbagai tropi dan piagam ia (Feby) peroleh," kata Yusni Sabar Siregar, orangtua laki-laki Feby saat ditemui di rumah duka.

Menurut Yusni, koleksi trofi dan penghargaan Feby sudah cukup banyak. Ia kerap menjadi juara di sejumlah ajang lomba.

"Sering juara, itu banyak trofi yang di perolehnya, ia pernah mewakili Indonesia mengikuti ajang Asia Pacific Economic Coorperation (APEC) Youth Camp di Cina, dan mengikuti Olimpiade Sains dan berbagai perlombaan," ungkap Yusni dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengatakan, keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini, sebab Feby Kurnia anak yang berprestasi dan anak yang sangat penurut pada orangtua.

Selain itu, ternyata Feby siswi yang mahir berbahasa inggris dan bidang ilmu fisika. Sekolah di SMK Negeri 1, Feby merupakan salah satu siswi lulusan terbaik.

Feby dibunuh pada Kamis 28 April 2016 lalu di kamar mandi lantai 5 Fakultas MIPA UGM. Ia diduga dibunuh seorang petugas kebersihan Eko Agus Nugroho.

Motif pembunuhan Feby diketahui karena alasan desakan kebutuhan ekonomi. Pelaku sudah ditangkap jajaran Polres Sleman pada Selasa (3/4/2016) sore.

[is]