Laskar Melayu Bersatu Minta Malaysia Serius Cegah Narkoba Masuk Indonesia

Laskar Melayu Bersatu Minta Malaysia Serius Cegah Narkoba Masuk Indonesia

Ilustrasi. (foto:ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Karimun - Laskar Melayu Bersatu (LMB) menangkap, ada kesan narkoba begitu mudah lolos dari Malaysia dan masuk ke Indonesia melalui wilayah Provinsi Kepri. LMB berharap Malaysia selaku negara serumpun tidak membiarkan narkoba lolos masuk dan merusak bangsa Indonesia.
 
"Negara kita penduduknya sama-sama mayoritas Islam, dan memiliki ajaran agar tidak membawa mudharat kepada sesama," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Laskar Melayu Bersatu (LMB) Provinsi, Datuk Panglima Azman Zainal di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepri, Minggu (10/04/2016) dilansir rimanews.

Dia berpendapat, upaya pemerintah menekan penyelundupan narkoba melalui daerah perbatasan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) perlu dibicarakan dengan Malaysia.

"Pemerintah perlu lakukan pembicaraan bilateral dengan negara serumpun Malaysia, karena ada kesan narkoba begitu mudahnya keluar dari negara itu dan masuk ke Indonesia melalui Provinsi Kepri," katanya.

Menurut Azman Zainal, pembicaraan antara pemerintah dengan negara jiran itu sangat mendesak, mengingat makin maraknya penyelundupan narkoba melalui pelabuhan-pelabuhan resmi, terutama di Batam, Tanjung Balai Karimun dan Tanjungpinang.

Badan Narkotikan Nasional (BNN) maupun aparat penegak hukum di Provinsi Kepri, seperti kepolisian, Bea Cukai dan lainnya, menurut pandangan khalayak sudah cukup intensif mencegah masuknya narkoba melalui para penumpang dari Kukup atau Stulang Laut, Malaysia.

Berdasarkan pengamatannya, petugas Bea Cukai di Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan Internasional Tanjung Balai Karimun atau Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang cukup sering mengamankan penumpang dari negara jiran itu karena membawa narkoba jenis sabu-sabu atau ekstasi.

"Bahkan, pekan lalu. Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menangkap penumpang berkewarganegaraan Malaysia karena membawa 2.979 butir ekstasi. Bayangkan berapa banyak pemuda kita yang jadi korban, jika ekstasi sebanyak itu lolos dari pemeriksaan di pintu masuk," kata dia.

Dia mengatakan, selain melibatkan warga negara asing, penyelundupan narkoba dari Malaysia juga dilakukan warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia, mereka tergiur upah yang besar, sementara mereka merasa tidak adanya hukuman yang tinggi bagi pembawa atau kurir narkoba.

"Itu baru narkoba yang diselundupkan melalui pelabuhan resmi. Lalu bagaimana lewat pelabuhan tidak resmi yang jumlahnya jauh lebih banyak dan tidak ada pengawasan?" katanya.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews