Maret 2016 Inflasi Kepri Meningkat 0,27 Persen, Ini Faktornya

Maret 2016 Inflasi Kepri Meningkat 0,27 Persen, Ini Faktornya

Kantor Bank Indonesia Kepri di Batam Centre. (foto: ist)


BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pada Maret 2016, inflasi Kepri meningkat sebesar 0,27 persen (mtm) atau 5,59 persen yang didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas volatile food. Sebelumnya mencatatkan deflasi 0,32% (mtm) atau inflasi tahunan 5,50% (yoy).

Inflasi Kepri tersebut juga lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 0,19 persen (mtm) atau 4,45 persen (yoy). Berdasarkan kota, Batam mencatatkan inflasi 0,26 persen (mtm) atau 5,76 persen (yoy), dan Tanjungpinang juga mencatatkan inflasi 0,29 persen (mtm) atau 4,55 persen (yoy).

Kepala Kantor BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, kelompok volatile food mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 0,98 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi 2,68 persen (mtm). Kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas aneka cabai, bayam dan ikan selar.

"Kenaikan harga cabai dan bayam disebabkan oleh penurunan pasokan, kemungkinan akibat gangguan produksi pada sentra-sentra penghasil, karena curah hujan yang cukup tinggi," ujar Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Kantor BI Kepri, rilis yang diterima batamnews.co.id, Selasa (5/4/2016).

Sambungnya, sementara kenaikan harga pada komoditas ikan sejalan dengan musim angin utara yang masih berlangsung di sebagian besar wilayah Kepri.

Kelompok inti juga mengalami inflasi, namun dengan laju yang melambat dibanding bulan sebelumnya. Inflasi inti 0,14 persen (mtm), lebih rendah dibanding inflasi bulan sebelumnya 0,49 persen (mtm). Inflasi tertinggi dicatatkan komoditas emas perhiasan, besi beton, dan upah tukang bukan mandor.

"Kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan trend kenaikan harga emas dunia. Adapun kenaikan harga besi beton dan upah tukang bukan mandor diperkirakan dipengaruhi oleh kegiatan konstruksi yang mulai meningkat pada Maret," kata dia.

Selain itu, kelompok administered price masih mencatatkan deflasi, namun dengan laju yang melambat. Deflasi pada Maret sebesar 0,09 persen (mtm), tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,29 persen (mtm). Penurunan harga terjadi pada komoditas tarif listrik (PT PLN Persero), tarif angkutan laut, tarif angkutan udara dan bensin (Pertamax).

(isk/rilis)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews