Terungkap Kenapa Gadis Manado Cantik-cantik

Terungkap Kenapa Gadis Manado Cantik-cantik

Angel Karamoy, artis asal Manado bersama adiknya. (Foto: Instagram)

BATAMNEWS.CO.ID, Manado - Gadis-gadis Manado, Sulawesi Utara, ternyata sudah tak asing lagi kecantikannya. Siapapun yang datang ke Manado, pasti akan terkesan dengan kecantikan wanitanya.

Sulit rasanya mencari kekurangan gadis-gadis Manado tersebut. Apalagi pada saat jalan berkelompok anda akan susah membedakan mana gadis yang jelek di antara mereka. Yang ada, mata akan tertuju dan mencari mana di antara gadis itu yang lebih cantik. 

Tentu hal ini berbanding terbalik, jika anda berada di luar Sulut. Kesan itu saya dapat sejak pertama meninggalkan tanah Bugis, tempat kelahiran saya, di Bulukumba, Sulawesi Selatan, di akhir 2009 merantau ke Manado. 

Hingga kini, teman saya di Manado tidak terhitung lagi. Kesan yang saya dapat saat tiba di Manado adalah rasa persaudaraan, dan kerukunanan antar agama mereka yang sangat tinggi.

Makanya tak salah jika semboyan daerah ini adalah "Torang Samua Basudara" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Kita Semua Bersaudara". Mencari teman dan cepat akrab di Manado ternyata bukan hal yang sulit.

Namun begitu, pertanyaan yang masih menggantung dalam benak saya adalah kenapa kecantikan gadis Sulut itu begitu mendekati sempurna? Beberapa teman yang asli Sulut menjelaskan menurut pendapat mereka masing-masing. 

Ironis, dari semua jawaban itu, satu sama lainnya sama persis. Mereka mengatakan, surga gadis cantik di Sulut itu adalah asli Minahasa, Tomohon, Tondano, dan beberapa daerah lainnya. Sedikitnya ada dua sebutan gadis cantik di wilayah ini.

Pertama adalah budo. Sebutan budo digunakan untuk gadis cantik yang memiliki kulit putih. Sedangkan yang kedua adalah tole. Sebutan ini dialamatkan bagi gadis cantik berkulit putih bersih dari aerah pegunungan. 

Dari jawaban-jawaban itu, pernyataan saya masih menggantung. Rasa penasaran kenapa paras mereka bisa begitu cantik, ternyata jawabnya bertalian erat dengan sejarah daerah Sulut di jaman kolonialisme Belanda dan jauh sebelumnya. 

Pada zaman dahulu, menurut cerita warga asli Sulut, tak sedikit masyarakat pribumi yang dipinang oleh warga asing asal Belanda, Jepang, dan negara lainnya. Dari situlah hingga kini, turunan WNA di Sulut berlipat-lipat ganda.

Jawaban singkat itu ternyata ada benarnya juga. Namun, bukan hanya kecantikan gadis-gadis asal Sulut yang menjadi daya tarik para turis, pelancong, atau wisatawan untuk datang berkunjung. 

Objek wisata di wilayah ini, terutama pantainya yang menjulur sepanjang Teluk Manado, kota tua, dan kerukunan antar umat beragamanya juga menjadi nilai lebih daerah ini. Latar sosial budaya yang paling mencolok pada kawasan ini adalah agama.

Agama Islam adalah bagian dari peradaban sejarah Kota Manado. Beberapa kawasan yang dihuni oleh umat Muslim di antaranya ada di Kampung Ternate, Kampung Islam, Kampung Jawa, Kampung Bugis, Kampung Arab, dan lainnya.

Khusus Kampung Arab, letaknya hanya sekitar satu kilometer dari pusat kota titik nol (zero point). Berdampingan dengan Kampung China, masyarakat Kampung Arab (sesuai namanya mayoritas adalah keturunan Arab) banyak dari Gorontalo. 

Kampung Arab menjadi salah-satu ikon wisata religius di Kota Manado, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri. Wisatawan asing maupun mancanegara selalu datang berkunjung ke daerah ini. 

Balik ke gadis cantik di Sulut, mereka bukan hanya berada di wilayah perkotaan. Tetapi juga dipelosok desa. Maka tidak berlebihan jika ada yang mengatakan, Sulut merupakan surga gadis-gadis cantik.

sumber: sindonews

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews