Toshiba-Panasonic Tutup, Yamaha dan Honda PHK Besar-besaran, Balas Dendam Kereta Cepat?

Toshiba-Panasonic Tutup, Yamaha dan Honda PHK Besar-besaran, Balas Dendam Kereta Cepat?

Ilustrasi. (foto:ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Kabar tak sedap datang dari dunia industri, setelah dikabarkan akan ada PHK massal dan penutupan pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia, kini dua industri otomotif tengah siap-siap untuk gulung tikar. Apakah balas dendam Jepang setelah kalah proyek kereta cepat di Indonesia dari Tiongkok?

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyatakan, dua pabrikan otomotif besar asal Jepang yakni Astra Honda Motor dan Yamaha Indonesia telah melakukan pengurangan karyawan dengan alasan efisiensi.

Ia menyebut sekarang banyak karyawan kontrak yang tidak diperpanjang masa kerjanya, karena itu dilakukan PHK.

Said menjelaskan, pengurangan jumlah karyawan kontrak itu juga menyasar kompetitor Honda, yakni Yamaha. Diungkapkannya, Yamaha juga tengah melakukan pengurangan karyawan secara bertahap.

Said mengatakan, pemangkasan karyawan kontrak ini dilakukan karena saat ini penjualan sepeda motor telah mengalami penurunan. Dia mencontohkan, penjualan sepeda motor pada periode Januari-Juli 2015 hanya sebesar 3,59 juta unit. Padahal pada periode yang sama di 2014, penjualannya mencapai 4,73 juta unit.
 
Sebelumnya, dua produsen alat elektronik asal Jepang, Toshiba dan Panasonic, menutup pabrik mereka. Akibatnya, ribuan tenaga kerja di kedua pabrik itu kehilangan mata pencaharian.

Panasonic Lighting Indonesia (PLI) di Pasuruan, Jawa Timur, telah berhenti beroperasi sejak awal Januari. Sementara, Toshiba menutup pabrik mereka di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Ada sekitar 2.500 orang kehilangan pekerjaan.

Muncul rumor, yang menyebut bahwa penutupan kedua pabrik elektronik itu terkait dengan kegagalan Jepang dalam mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Penutupan pabrik-pabrik itu dilakukan setelah Indonesia memutuskan menjalin kerjasama dengan China untuk membangun kereta cepat itu.

Tapi, desas-desus itu ditepis oleh Istana. Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menyatakan penutupan kedua pabrik itu tak terkait sama sekali dengan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikerjakan oleh BUMN China.

“Kebetulan kemarin saya berbicara dengan manajemen mereka, intinya sebenarnya mereka bukan menarik tetapi memang karena adanya penurunan kapasitas sehingga melakukan relokasi, dan ini sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan kereta cepat ya,” kata Pramono, sebagaimana dikutip dari laman setkab.go.id, Kamis (4/2/2016).

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews