Sepak Terjang Freddy Budiman, dari Pabrik Narkoba, Wanita Cantik hingga Rajin Mengaji

Sepak Terjang Freddy Budiman, dari Pabrik Narkoba, Wanita Cantik hingga Rajin Mengaji

Freddy Budiman. (foto: ist/merdeka)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari balik Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupetan Bogor. Gembong narkotik Freddy Budiman kini tampak berubah total. Ia lebih santun dan tidak berulah. Saban hari sebagian waktunya diisi dengan salat dan mengaji.

"Freddy sejak kecil sudah Islam. Dia mengaku umur delapan tahun sudah masuk Islam. Di riwayat pengadilan juga Islam," kata Kepala Sub-Direktorat Komunikasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Akbar Hadi, Sabtu (23/1/2016).

Hal serupa dikemukakan Kepala Lapas Gunung Sindur, Gumelar. “Kehidupan sehari-hari Freddy di sini baca Alquran, salat. Selalu ikut salat Jumat. Dia juga sopan sama petugas, enggak pernah macam-macam,” ujarnya.

Selama beberapa kali razia dilakukan dalam Lapas, kata Gumelar, terpidana mati kasus narkotika itu juga tak pernah kedapatan membawa ponsel dan benda-benda berbahaya, termasuk narkotik.
 
Freddy, dikabarkan telah bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak tahun lalu.

Informasi Freddy bergabung ke ISIS juga diterima Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. “Kami sedang mendalami hal itu,” kata Kepala BNPT Saud Usman Nasution.

Mabes Polri mempertimbangkan untuk memeriksa Freddy atas dugaan keterlibatan dia dengan ISIS. Polisi juga akan mengecek apakah lapas narapidana narkotik ada yang disatukan dengan narapidana kasus terorisme.
 
Freddy sampai ke jeruji besi berawal sejak ia ditangkap pada 28 April 2011 oleh Polda Metro Jaya. Freddy kedapatan menyelundupkan 1,4 juta pil ekstasi dari Tiongkok.

Berselang lima bulan kemudian, ia menghuni Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta, hingga proses hukumnya rampung di meja hijau. Freddy dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat atas dakwaan menjadi otak penyelundupan.

Selama November 2012 hingga Juli 2013, ia mendekam di Lapas Khusus Narkotika Cipinang. Selama berada di sel, Freddy ketahuan masih menjalankan bisnis narkotiknya. Bisnis itu dilakukan dari dalam penjara Cipinang.

Pada 29 Juli 2013, ia dipindah ke LP Batu, Nusakambangan. Meski telah diawasi sipir, Freddy ketahuan masih menggerakkan peredaran narkotik. Pada April 2015, Freddy diduga menjadi otak produksi narkotik.

Narkotik jenis baru yang disebut CC4 menjadi salah satu barang jualan Freddy. Anak buah Freddy menyulap sebuah pabrik konveksi di Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi pabrik narkotik berkapasitas tinggi untuk memasok kebutuhan jaringannya.

Aparat pun kembali memperketat pengamanan Freddy. Alhasil, Freddy ditarik ke Mabes Polri sejak April hingga Mei 2015. Kemudian, ia dipindah ke LP Salemba, Jakarta, pada Juni 2015. Tak berselang lama, Freddy ditarik ke LP Gunung Sindur, Bogor, dengan pengamanan yang lebih ketat.

Selama menjadi napi, ia masih terlibat hubungan dengan beberapa wanita cantik. Bahkan, disebut-sebut ia kerap menggelar pesta di dalam lingkungan Lapas.

"Ketika pindah dari LP Salemba ke LP Gunung Sindur, dia hanya membawa Alquran dan pakaian," kata Akbar.

Selama di Gunung Sindur, menurut Gumelar, Freddy jarang dikunjungi. Jika pun ada, anaknya yang datang berkunjung.

Ternyata, selama berada di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Freddy belajar mengaji dari terpidana kasus terorisme, Abrori bin Al Ayubi. Rupanya hal itu terus berlanjut hingga dia pindah ke lapas lain.

"Waktu dia ditahan di Nusakambangan, Freddy belajar ngaji dari seorang napi teroris," ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution.

Namun, keduanya sudah tidak bertemu lagi sejak Freddy dipindahkan dari Lapas Nusakambangan menuju Gunung Sindur. BNPT memastikan tidak ada perubahan pemikiran Freddy menjadi lebih radikal, termasuk kemungkinan bergabung menjadi simpatisan ISIS.

"Belum tentu dia menjadi radikal. Dia hanya belajar," katanya.

(ind/bbs/cnn)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews