AirAsia Hilang Kontak

Masih Nihil, 4 Negara dan 9 Satelit Bantu Pencarian AirAsia QZ8501

Masih Nihil, 4 Negara dan 9 Satelit Bantu Pencarian AirAsia QZ8501

TNI Angkatan Laut dan Udara turut membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dan diperkirakan hilang di perairan antara Kalimantan dan Belitung. (foto: reuters)

Jakarta - Proses pencarian pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 masih terus dilakukan. Pada pencarian hari kedua, berbagai pihak sudah terlibat baik dari pemerintah, maupun dari luar negeri. Namun, hingga Senin (29/12/2014)  pencarian masih nihil.

Selain tim Basarnas, TNI AL dan TNI AU yang terjun langsung ke sekitar lokasi titik hilangnya pesawat, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga mengerahkan sembilan satelit untuk membantu mencari AirAsia yang hilang.  

Kepala Pusat Teknologi dan Data LAPAN, Dedi Irawadi, pihaknya mendapatkan penawaran dari beberapa pemilik satelit untuk mencari AirAsia dengan penginderaan jauh. Ada sembilan satelit yang diaktifkan untuk membantu menyisir titik-titik di mana pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh kru terakhir melakukan kontak dengan Air Traffic Controler (ATC).

"Banyak satelit yang kita kerahkan, semoga ini dapat membantu pencarian," kata Dedi di Kantor Lapan Kedeputian Penginderaan Jauh, Jl Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Selatan, Senin (29/12/2014).

Satelit-satelit yang dikerahkan itu adalah Spot 6 dan Spot 7 yang ada di atas Parepare-Sulawesi Selatan, Pleiades, Terra Sar x, dan digital globe, konsorsium perusahaan satelit di Amerika, yang mengerahkan lima satelitnya, seperti Ikonos, World View dan Quick Bird. Aktifasi pun berdasarkan bantuan dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk ikut membantu misi kemanusiaan.

"Mereka yang menawarkan, semuanya free. Seperti Airbus yang menawarkan Spot 6 dan Spot 7 atau Digital Globe," kata Dedi.

Delapan di antara sembilan satelit yang diaktifkan tersebut, secara teknis mereka akan menggambarkan citra yang terekam oleh satelit atau optis. Sementara Terra Sar X menghasilkan citra melalui radar.

"Dalam keadaan berawan, radar lebih baik. Karena objek terlalu kecil," beber Dedi.

Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi melakukan pertemuan dengan Badan SAR Nasional untuk melakukan koordinasi terkait bantuan yang ditawarkan sejumlah negara untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Retno mengatakan, saat ini, Indonesia telah memberikan izin kepada 4 negara untuk ikut mencari pesawat tersebut.

"Perizinan dari Kemenlu dilakukan secara cepat, salah satunya adalah perizinan pada hari ini dan diberikan dan disetujui hari ini juga," ujar Retno, di Kantor Pusat Basarnas, Jalan Angkasa B 15 Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).

Keempat negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Australia, dan Korea Selatan. Retno mengatakan, Pemerintah Indonesia menerima tawaran bantuan dari Australia berupa dua pesawat PC3 Orient. Perizinan untuk dua pesawat tersebut ikut membantu proses pencarian sudah diberikan pagi ini.

Ada pun Malaysia, menerjukan pesawat SAR C130 miliknya. Sebelumnya pada Minggu (28/12/2014) malam, Indonesia juga sudah memberikan izin kepada tiga kapal SAR Malaysia.

"Ketiga kapal tersebut mulai masuk (ikut pencarian) pada hari ini," kata Retno.

Sementara itu, Singapura mengirimkan bantuannya berupa 3 buah kapal SAR jenis frigate landing sift tank dan Corvate pesawat jenis C130, sedangkan Korea Selatan tersebut belum bisa ikut dalam operasi pencarian pada hari ini.

"Satu unit pesawat baru (dari Korea Selatan) baru akan bergabung besok," ucap Retno.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews