AirAsia Hilang Kontak

CEO AirAsia Tak Peduli Saham Anjlok

CEO AirAsia Tak Peduli Saham Anjlok

Jakarta - CEO AirAsia Group Tony Fernandes tak terlalu memusingkan soal saham AirAsia di bursa. Tony lebih memilih memikirkan keluarga penumpang dan sembari menunggu hasil investigasi. 

PT Indonesia AirAsia, operator pesawat Airbus A320-200 QZ8501 dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura yang hilang Minggu pagi (28/12) merupakan anak usaha AirAsia Berhad yang tercatat di Bursa Malaysia.

Saham AirAsia Berhad sendiri pada penutupan perdagangan Jumat (26/12) kemarin sempat naik 0,02 persen menjadi RM 2,94 per saham dengan jumlah saham diperdagangkan sebanyak 6,58 juta.

Sementara untuk perdagangan saham hari ini baru akan dimulai pada pukul 08.30 pagi sampai 12.30 siang waktu setempat untuk sesi pertama. Dilanjutkan sesi kedua mulai 14.30 siang sampai 17.00 sore untuk penutupan perdagangan.

Tony mengatakan saat ini manajemen hanya akan memberi prioritas untuk menjaga dan melayani keluarga penumpang sambil menunggu hasil investigasi. 

"Fokus kami adalah untuk keluarga penumpang. Tidak ada yang penting bagi kami selain menjaga keluarga penumpang. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dan berharap pesawat bisa ditemukan secepatnya," ujar Tony di Bandara Juanda, Surabaya.

Menurut Tony, insiden pesawat hilang seperti ini merupakan yang pertama kali dialami oleh maskapainya yang juga memiliki maskapai anak perusahaan di Thailand, Filipina, India, Jepang, dan AirAsia X yang melayani penerbangan jarak jauh.

Kinerja keuangan AirAsia Berhad sampai 30 September sendiri tidak mengecewakan. Selama sembilan bulan di 2014, maskapai yang identik dengan penerbangan berbiaya murah tersebut (low cost carrier/LCC) berhasil mengantongi pendapatan RM 3,92 juta naik 2,34 persen dibandingkan realisasi pendapatan periode yang sama di 2013 sebanyak RM 3,83 juta.

Setelah dipotong biaya operasional, pajak, dan biaya lain-lain, AirAsia Berhad mampu membukukan laba sebesar RM 284,301 ribu dibandingkan realisasi laba sampai September 2013 sebesar RM 634,38 ribu atau turun 55,18 persen. Sebuah kinerja yang terbilang memuaskan jika dibandingkan dengan maskapai-maskapai Indonesia yang justru mengalami kerugian sepanjang tahun ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews