Heboh Gafatar

Disebut Akan Bentuk Negara Baru, Ini Doktrin Gafatar Rekrut Pengikut

Disebut Akan Bentuk Negara Baru, Ini Doktrin Gafatar Rekrut Pengikut

Salah satu kegiatan Gafatar di Kudus. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau lazim dikenal dengan sebutan Gafatar, membuat heboh di Indonesia. Baru-baru ini, lembaga yang mengklaim bergerak di bidang sosial budaya dan kemanusiaan tersebut muncul di balik hilangnya sejumlah orang di beberapa wilayah.

Lantas bagaimana apa Gafatar bisa menarik orang dan membuatnya mau melakukan apa saja untuk Gafatar?

Dari pengakuan mantan pengikut Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan, Gafatar dalam basis gerakannya sesungguhnya tak jauh berbeda dengan NII.

Target akhirnya tentu sebuah negara baru. Lembaga ini menanamkan simpatik kepada warga lewat beragam kegiatan positif seperti donor darah, pelatihan atau bimbingan belajar gratis.

"Gafatar itu anak kandung dari NII, satu guru dan satu ilmu, programnya pun copy paste dari NII," ujar pria yang saat ini mendirikan NII Crisis Centre, Selasa, 12 Januari 2016.

Sebagai penguat, Gafatar kerap menggunakan doktrin perubahan. Propaganda berupa ketidakadilan yang diterima warga negara, menjadi rumus ampuh untuk merekrut anggota khususnya para generasi muda.

"Dengan sugesti bahwa hukum di Indonesia kacau, tidak berlandaskan Islam, maling ayam di hukum berat, koruptor di hukum ringan, dengan itu mereka mengajak anak muda, (lalu) ini lho wadahnya perubahan yaitu Gafatar," ujar Ken.

Sebab itu, Ken mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih peka dan memahami setiap ajakan aliran tertentu. Sehingga tidak mudah terjebak dan diperdaya.

"Fahami ajaran agama agar tidak tergoda dengan ajakan-ajaran aliran tertentu. Selain itu berfikir kritis dan peka terhadap hal hal sekitar juga menjadi penangkal."

Selain kaum muda terpelajar, kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) juga membidik anggota polisi dan mereka yang berprofesi sebagai wartawan.

"Semua kalangan mulai anak-anak dan dewasa, bahkan semua profesi, mungkin polisi dan wartawan salah satu. Semua kalangan tidak tertutup kemungkinan. Kita lihat gerakan radikal ini merekrut mulai dari dokter, direktur, semunya," kata Kadiv Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Anton menjelaskan, walaupun menyasar semua kalangan, tapi fokus Gafatar ini adalah mereka yang masih berusia belia.

"Sekarang lebih banyak anak-anak muda, berusia muda, dari sisi segi produktivitas mereka. Mereka juga fokuskan kepada eks aktivis, mereka sedang konsolidasi. Mereka mendekati eks aktivis seperi dokter Rica, KL dan DI yang merupakan mantan Gafatar. Semua yang hilang kan mantan aktivis (Gafatar), ini analisa kita kalau kita lihat dan urai dari benang merahnya," tutup jenderal bintang dua ini.

Pemerintah sendiri telah memasukkan Gafatar dalam organisasi terlarang berdasarkan surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3657/D/III/2012. Organisasi ini sudah mempunyai banyak cabang atau DPD di seluruh Indonesia.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews