Gafatar Batam Diduga Sesat

Ini Cara-cara Gafatar Rekrut Anggota di Batam

Ini Cara-cara Gafatar Rekrut Anggota di Batam

Aksi anggota Gafatar beberapa waktu lalu di sebuah daerah. (Foto: Ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), bikin heboh. Baru-baru ini, lembaga yang mengklaim bergerak di bidang sosial budaya dan kemanusiaan tersebut muncul di balik hilangnya sejumlah orang di beberapa wilayah.

Di Batam, pola perekrutan anggota sangat rapi. Sasarannya anak-anak muda. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam Usman Ahmad menuturkan, pola rekrutan dari Gafatar dengan mengiming-imingi kesejahteraan dan kemewahan. 

Dengan dana yang cukup mereka bisa menjanjikan angin surga kepada siapapun. 

Tujuannya untuk merekrut menjadi anggota. “Anak tidak sekolah pun diberi uang oleh mereka, jadi jangan tergiur oleh kemewahan yang ditawarkan,” ujar Usman Ahmad.

Usman mengatakan hingga saat ini MUI masih mensinyalir masih ada gerakan-gerakan Gafatar tersebut yang beroperasi di Batam, meskipun sejumlah orang-orangnya sudah hengkang ke Kalimantan.

“Masih ada cuma tidak seaktif dulu lagi,” kata Usman.

Usman Ahmad juga heran dengan pola pendanaan Gafatar. “Sepertinya ada donor yang memberi dana untuk Gafatar,” ujar Usman.


Mantan pengikut

Dari pengakuan mantan pengikut Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan, Gafatar dalam basis gerakannya sesungguhnya tak jauh berbeda dengan NII.

Target akhirnya tentu sebuah negara baru. Lembaga ini menanamkan simpatik kepada warga lewat beragam kegiatan positif seperti donor darah, pelatihan atau bimbingan belajar gratis.

"Gafatar itu anak kandung dari NII, satu guru dan satu ilmu, programnya pun copy paste dari NII," ujar pria yang saat ini mendirikan NII Crisis Centre, Selasa, 12 Januari 2016.

Doktrin Ketidakadilan
Sebagai penguat, Gafatar kerap menggunakan doktrin perubahan. Propaganda berupa ketidakadilan yang diterima warga negara, menjadi rumus ampuh untuk merekrut anggota khususnya para generasi muda.

"Dengan sugesti bahwa hukum di Indonesia kacau, tidak berlandaskan Islam, maling ayam di hukum berat, koruptor di hukum ringan, dengan itu mereka mengajak anak muda, (lalu) ini lho wadahnya perubahan yaitu Gafatar," ujar Ken seperti dikutip viva.co.id.

Sebab itu, Ken mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih peka dan memahami setiap ajakan aliran tertentu. Sehingga tidak mudah terjebak dan diperdaya.

"Fahami ajaran agama agar tidak tergoda dengan ajakan-ajaran aliran tertentu. Selain itu berfikir kritis dan peka terhadap hal hal sekitar juga menjadi penangkal."

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews