Luhut Panjaitan Ucapkan Terima Kasih, Rizal Ramli Bilang Tipikal Orang Batak Harus Diubah

Luhut Panjaitan Ucapkan Terima Kasih, Rizal Ramli Bilang Tipikal Orang Batak Harus Diubah

Pemaparan 5 menteri untuk membangun wisata Danau Toba, Sumatera Utara. (foto: ist/kompas)


BATAMNEWS.CO.ID, Medan - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan memuji langkah Menko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli yang berencana mengembangkan sektor pariwisata Sumatera Utara.

Luhut mengatakan, sebagai orang Batak, dirinya mengapresiasi terobosan Rizal dalam memajukan pariwisata dan ekonomi masyarakat Sumut melalui

"Saya bicara sebagai warga Batak, menyampaikan bahwa inisiatif Menko Maritim ini merupakan langkah sangat baik," paparnya di Institut Teknologi DEL, Sabtu (9/1/2016).

Seperti diketahui, untuk mengembangan wisata Danau Toba, Rizal mengusulkan adanya Badan Otoritas Wisata Danau Toba. Hal ini dilakukan agar pengembangan sektor pariwisata di wilayah tersebut lebih fokus.

Luhut menilai pengembangan wisata Danau Toba sudah lama diimpikan seluruh orang Batak, khususnya yang berada di sekitar Danau Toba. Oleh karena itu, ia menilai langkah pengembangan infrastruktur tersebut sangat brilian.

Sebagai bentuk apresiasi, Luhut menyatakan siap mengajak warga Batak turut serta dalam pembangunan kawasan wisata ini.

"Sekali lagi kami orang batak mengucapkan terima kasih dari lubuk hati paling dalam," ucap Luhut yang memang lahir di Toba Samosir.

Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, pembangunan destinasi wisata Danau Toba telah dinanti rakyat Sumut selama puluhan tahun. Di tahun ini, mimpi itu akan jadi kenyataan.

Pemerintah Pusat akan melakukan pembangunan infrastruktur menuju Danau Toba. Bukan hanya itu, danau ini akan disulap menjadi destinasi unggulan Sumut yang bakal menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, dalam pembangunannya butuh dukungan dari pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar Danau Toba yang mayoritas bersuku Batak. Kendati miliki keindahan alam yang elok dipandang, namun kondisi lingkungan dan air tawarnya jorok dan bau.

“Hal itu dipengaruhi masih banyaknya keramba-keramba miliki masyarakat dan swasta yang mencemari air hasil buangan pakan serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah,” kata Rizal di Laguboti, Toba Samosir (Tobasa).

Budaya dan tipikal orang Batak seperti ini harus segera direvolusi. “Mental masyarakat harus segera direvolusi. Tata krama orang Batak yang dikenal kasar dan sangar jika dipandang harus diubah. Ke depan masyarakatnya smile (senyum) dalam menghadapi wisatawan,” harap Rizal.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews